Bertuliskan aksara Ulu pernah ditemukan di Lubuklinggau (tepatnya di Situs Purbakala Ulak Lebar) dalam bentuk bilah bambu (Glumpay) berjumlah 8 keping berbahasa Melayu kuno yang menceritakan tentang perjalanan biksu suci.
BACA JUGA:Pancarkan Pesona Negeri 1.001 Malam, Masjid di Tuban Ini Gabungkan Berbagai Gaya Arsitektur Islam
3. Menjadi Daerah Otonom
Setelah kemerdekaan Indonesia, Lubuklinggau dijadikan ibukota Kabupaten Musi Ulu Rawas membawahi Kawedanaan Musi Ulu dan Kawedanaan Rawas.
Pada tahun 1947, Lubuklinggau menjadi ibukota sementara Karesidenan Palembang dan markas militer Sub Komandemen Sumatera Selatan (SUBKOSS).
Pada tahun 1956, Lubuklinggau menjadi ibukota Daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas.
Barulah tanggal 21 Juni 2001,statusnya ditingkatkan menjadi Kota.
Pada 17 Oktober 2001 ditetapkan sebagai Daerah Otonom
4. Dibangun Kolonial Belanda
Awalnya Lubuklinggau hanya sebuah dusun kecil dipinggir Sungai Kelingi disebut Batu Kuning Kelingi.
BACA JUGA:Ketika Kesehatan Diabaikan, Siap-siap Kena ‘Pinalti’, Apa Itu?
BACA JUGA:5 Jenis Katuranggan Perkutut Paling Dicari Pecinta Burung, Harganya Setara Mobil Baru
Setelah tahun 1859, dusun Batu Kuning Kelingi digabungkan dengan dusun Batu Kuning Lakitan dan beberapa dusun lain hingga membentuk Marga Sindang Kelingi Ilir.