Mulai tahun 1920-an, Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun infrastruktur di Lubuklinggau untuk dijadikan ibukota Onder Afdeeling Moesi Oeloe yang baru, menggantikan Muara Beliti.
Pada tahun 1934, Lubuklinggau diresmikan menjadi ibukota Onder Afdeeling Moesi Oeloe, dan status Muara Beliti hanya menjadi kedudukan dari marga Proatin V.
5. Pusat Markas Militer Subkoss
BACA JUGA:Dapat Mengobati Jerawat dan Ambeien, Ini 3 Manfaat Lainnya dari Bunga Mawar untuk Kesehatan
BACA JUGA:Rezeki Ngalir Ga Berenti-Berenti! Ini 6 Tips Sukses Jalur Langit, Muslim Wajib Amalkan
Pada Juli 1947, Lubuklinggau menjadi markas komando militer Sub Komandemen Sumatera Selatan (SUBKOSS) dengan panglima Kolonel Maludin Simbolon, dan Kepala Staf Letkol. dr. Ibnu Sutowo.
Militer SUBKOSS memiliki kesatuan militer diantaranya:
1). Sub Teritorial Palembang (Brigade Garuda Merah) dipimpin Letkol. Bambang Utoyo berkedudukan di Muara Beliti,
2). Sub Teritorial Bengkulu (Brigade Garuda Emas) dipimpin Letkol. Barlian berkedudukan di Bengkulu,
3). Sub Teritorial Lampung (Brigade Garuda Hitam) dipimpin Letkol. Syama'un Gaharu berkedudukan di Lampung, dan
4). Sub Teritorial Jambi (Brigade Garuda Putih) dipimpin Letkol. Abunjani berkedudukan di Jambi.
6. Asal-usul nama Lubuklinggau
Menurut beberapa sumber menyebutkan, asal nama Lubuklinggau Dahulu terdapat tanaman yang orang-orang China menyebutnya Leng-Kong atau Leng-Kau.
Tanaman ini tumbuh subur di Lubuk yang dalam di sekitar sungai, tapi masyarakat lokal menyebutnya dalam bahasa lokal, yakni Ling-Ge atau Ling-Gau.
7. Pernah jadi ibu kota keresidenan Palembang
Setelah kemerdekaan Indonesia, Lubuklinggau dijadikan ibukota Kabupaten Musi Ulu Rawas membawahi Kawedanaan Musi Ulu dan Kawedanaan Rawas.