Reses Tahap III Tahun 2023 Dapil III DPRD Sumsel
KEMARAU panjang membuat warga di sejumlah desa di Kecamatan SP Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) resah.
Pasalnya sumber air semakin menyusut dan kebakaran lahan makin sulit dikendalikan.
Warga pun minta bantu anggota DPRD Sumsel asal Dapil III untuk mengatasi masalah ini.
Anggota DPRD Sumsel asal Dapil III --
Keresahan warga tersebut terungkap dalam dialog warga dengan anggota DPRD Sumsel asal Dapil III pada kegiatan reses tahap III tahun 2023. Reses diikuti H Junaidi, SE sebagai koordinator dengan anggota H Nawawi, SH dan Ahmad Firdaus Ishak, SE, MSi.
Selama masa reses pada 15 hingga 22 Oktober 2023, rombongan Dapil III menemui warga di beberapa desa di wilayah yang masuk dalam Dapil III. Di Kabupaten OKI, Dapil III mengunjungi Kecamatan SP Padang dan Kecamatan Pedamaran.
Saat di Kecamatan SP Padang, rombongan Dapil III menggelar dialog di beberapa desa yakni di Desa Rengas Pitu, Desa Belanti, Desa Pantai, Desa Terate, Desa Terusan Menang, Desa Ulak Jermun, dan Desa Pematang Buluran.
Dari tujuh desa ini, aspirasi yang paling banyak mencuat adalah permintaan pembuatan sumur bor, karena masyarakat makin sulit mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari dan untuk memadamkan kebakaran lahan yang sering terjadi akibat kemarau panjang.
Foto bersama warga desa Terate usai serap aspirasi -Rossa-
“Jadi sumber-sumber air itu mereka mintakan, terutama sumur bor. Sungai-sungai yang sudah surut itu minta dinormalisasikan lagi sehingga pasokan air itu tersedia di tempat mereka masing-masing,” kata Koordinator Dapil III DPRD Sumsel, H.Junaidi, saat dibincangi usai pertemuan di Desa Pematang Buluran, Senin 16 Oktober 2023.
Selain minta bantu untuk mendapatkan sumber air bersih, warga juga mengajukan banyak aspirasi lain.
Di Desa Rengas Pitu, Dandi Rislan, Kades Rengas Pitu, menyampaikan aspirasi terkait renovasi masjid yang sering bocor dan pembuatan WC umum bertiang untuk warga di bantaran sungai.
Ada juga warga yang minta bantuan peralatan untuk Persatuan Amal Kematian (PAK) berupa 200 kursi, tenda, dan genset.
Pada pertemuan di Desa Belanti, Nepri, warga yang juga mantan kades, mengusulkan penimbunan tembok penahan bantaran sungai untuk area pembangunan gedung serba guna.