3. Kesenian Jidur
Kesenian Jidur adalah salah satu warisan budaya khas Empat Lawang, yang saat ini bisa dikatakan hampir punah.
Pasalnya tak banyak generasi muda yang mengetahui tentang Jidur.
BACA JUGA:17 Pelaku Penggiat Seni Budaya di Muba Dapat Apresiasi Pj Bupati, Berikut ini Nama-Namanya?
BACA JUGA:Budaya Sedekah Serabi Mulai Berkurang, Ini yang Dilakukan Disdikbud Kabupaten Empat Lawang
Jidur itu terdiri dari tarian, vokal, dan musik.
Menurut Vebri Al Lintani dalam bukunya yang berjudul Tradisi Lisan Empat Lawang, ada yang menyebutnya Bajidur.
Vebri mengatakan, istilah Bajidur ditujukan untuk orang yang sedang memainkan musik Jidur.
Istilah Jidur juga dikenal di Palembang, Pedamaran, Sekayu, Muaraenim, dan beberapa daerah di Provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Dinobatkan jadi Warisan Budaya Tak Benda, Mendoan Khas Purwokerto Populer ke Pelosok Negeri
Namun tentunya Jidur di Empat Lawang memiliki perbedaan tersendiri.
Jidur di Empat Lawang dan Jidur di daerah lainnya mengadopsi dari musik Tanjidor di Betawi.
Dalam satu grup Jidur terdiri dari 6 orang bujang, yaitu terdiri dari 1 orang pemain Jidur, 2 orang pemain Ketipung, 1 orang pemain gong, 2 orang penari dengan gerakan tarian dana.
Ditambahkan oleh Vebri, musik Jidur dilakukan pada malam hari yakni seminggu sebelum acara pernikahan, sering dijadikan sebagai tanda hajatan sebuah pesta pernikahan.
BACA JUGA:9 Warisan Budaya Suku Komering Terus Berkilau dan Tetap Lestari Hingga Kini, Ada yang Tau?