BACA JUGA:Jalin Silaturahmi Kebangsaan Polri Presisi untuk Negeri, Wakapolri Sampaikan Pesan Penting Ini
BACA JUGA:Waspada! Ternyata Ini Lho Gejala Jamur Kuku dan Cara Mencegahnya
Hingga Nisan seorang aktivis Soe Hok Gie, awalnya pemakaman tersebut memiliki luas 5,5 hektar dengan jumlah makam mencapai ribuan.
Hingga pada akhirnya Gubernur DKI Jakarta terdahulu Ali Saadikin ingin menjadikan pemakaman tersebut sebagai museum prasasti, sisa tanah yang digunakan untuk museum ini pun dikecilkan menjadi 1,3 hektar hingga saat ini
2. Hanya batu nisan tanpa jenazah
Meski dulunya bekas kuburan, tapi kini tidak ada lagi jenazah yang bersemayam di bawah nisan Museum Taman Prasasti, jadi hanya tersisa batu nisan saja.
Semua jenazah sudah dipindahkan ke sejumlah lokasi ada yang diurus pihak keluarga ada yang dipindahkan area Tanah Kusir dan Menteng Pulau Jakarta yang kini disebut sebagai Kasablangka.
Pemindahan itu sudah selesai dilakukan dari tahun 1970-an dan dibuka jadi museum pada tahun 1977 sampai sekarang.
3. Ada 32 nisan tidak dipindah posisi
Tercatat ada 993 koleksi prasasti nisan di Museum Taman Prasasasti, Jakarta, dari jumlah tersebut hanya ada 32 nisan institut yang posisinya tidak berpindah sejak awal lokasi ini menjadi kompleks pemakaman hingga saat ini.
BACA JUGA:Sering di Jadikan Tanaman Hias! Ternyata Ini Manfaat Daun Tujuh Duri Bagi Kesehatan
BACA JUGA:Tak Kenal Kata Istirahat! 3 Shio Ini Rela Berkorban untuk Mewujudkan Masa Depan yang Cerah
Adapun ciri-ciri nisan institut tersebut bisa dilihat dari ukurannya yang lebih besar dibandingkan prasasti nisan lainnya seperti ada rumahnya atau ada patungnya.
Sementara untuk nisan yang berbentuk lempengan-lempengan batu sudah beberapa kali dipindahkan peletakannya.