PALEMBANG, PALPRES.COM - Kemajuan peradaban Islam membawa dampak luas di berbagai bidang.
Tidak hanya bagi muslim, tetapi kemajuan itu juga dapat dirasakan oleh masyarakat dunia secara umum.
Ibnu Sina adalah salah satu sumbangsih umat Islam dalam melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang pemikirannya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.
Di bidang ilmu pengobatan, Ibnu Sina menelurkan beragam karya di bidang kedokteran, yang bahkan masih relevan hingga masa sekarang.
BACA JUGA:Bukan Borobudur, Inilah Candi Tertua di Jawa, Lokasinya Berada di Tengah Persawahan, Coba Tebak?
Ibnu Sina yang dikenal sebagai Avicenna dalam bahasa Latin, adalah seorang filsuf dan ilmuwan terkenal yang hidup pada abad ke-10.
Dia lahir pada tahun 980 M di Bukhara, wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Uzbekistan.
Ibnu Sina dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam.
Dia menguasai berbagai disiplin ilmu, termasuk filsafat, kedokteran, matematika, dan astronomi.
BACA JUGA:Kisah Joan of Arc, Pejuang Wanita yang Selamatkan Prancis dari Kehancuran
Karya-karya dan pemikirannya mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat di Timur Tengah dan Eropa selama berabad-abad.
Salah satu karya terkenal Ibnu Sina adalah "Kitab Al-Qanun fi Al-Tibb" (Buku Kanon dalam Kedokteran).
Karya monumental ini merupakan ensiklopedia medis yang sangat terperinci dan sering dianggap sebagai sumbangan terbesar Ibnu Sina dalam bidang kedokteran.
Ia menggabungkan pengetahuan kuno dengan penemuan dan observasi mereka sendiri, mencakup berbagai aspek kedokteran seperti anatomi, farmakologi, dan penyakit.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Dhirar bin Khattab, Panglima Perang yang Berperan Menumpas Nabi Palsu