Ini menjadi momen penting dalam revolusi dan hingga saat ini diperingati sebagai Hari Bastille di Prancis.
Selama periode revolusi, berbagai reformasi sosial dan politik diimplementasikan.
Raja Louis XVI dan keluarganya dihukum mati dan monarki dihapuskan.
Pengaruh gereja pun dikurangi, aristokrasi kehilangan hak-hak istimewa, dan hak asasi manusia diperjuangkan dan didistribusikan.
BACA JUGA:Mengenal Nikola Tesla, Penemu Arus Bolak Balik, Bapak Kelistrikan Modern
Namun, Revolusi Prancis juga menyaksikan periode kekerasan massal dan pembantaian, seperti masa Teror.
Ketegangan politik dan persaingan antara kelompok-kelompok yang bersaing untuk kekuasaan juga berkembang menjadi perang melawan negara-negara Eropa lainnya.
Akibat dari Revolusi Prancis adalah perubahan sosial, politik, dan budaya yang merambat ke seluruh Eropa.
Prinsip-prinsip revolusi, seperti persamaan, kebebasan, dan kedaulatan rakyat, berpengaruh besar dalam perkembangan demokrasi modern dan gerakan nasional di seluruh dunia.
Meskipun Revolusi Prancis awalnya dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita kebebasan dan kesetaraan, tetapi periode kekerasan, ketidakstabilan politik, dan perang yang terjadi juga menunjukkan kompleksitas dan tantangan dalam mencapai perubahan sosial yang dibutuhkan.
Ada beberapa tahap penting dalam revolusi ini.
1. Tahap Pertama (1789-1791)
Tahap awal revolusi dimulai dengan pengambilalihan Bastille pada 14 Juli 1789, yang menandai kemenangan rakyat dan kejatuhan monarki absolut.
Majelis Nasional Constituante dibentuk untuk merumuskan konstitusi baru dan melahirkan konsep-konsep seperti hak asasi manusia, persamaan di hadapan hukum, dan kebebasan berbicara.
Raja dan keluarganya dipindahkan ke Paris dan secara simbolis dianggap sebagai bagian dari revolusi.