PALEMBANG, PALPRES.COM - Revolusi Prancis merupakan peristiwa penting dalam sejarah Prancis yang terjadi pada akhir abad 18.
Revolusi ini dimulai pada tahun 1789 dan berlangsung selama sekitar satu dekade, dengan dampak yang signifikan dalam membentuk politik, sosial, dan budaya Prancis.
Revolusi Prancis dipicu berbagai faktor, termasuk ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem politik dan sosial yang ada, ketidakadilan ekonomi, dan penindasan oleh monarki dan aristokrasi.
Kemarahan rakyat Prancis terhadap kebijakan-kebijakan yang menjadikan mereka terbebani dengan pajak yang berat tanpa merasakan manfaat yang sepadan, menyebabkan gelombang protes dan perlawanan yang akhirnya meletus menjadi revolusi.
BACA JUGA:Mengenal Fyodor Dostoevsky, Penulis Legendaris Rusia yang Lolos Hukuman Mati
Peristiwa yang memicu proses revolusi adalah penggelembungan krisis ekonomi dan keuangan yang membebani Prancis.
Raja Louis XVI mengalami kesulitan keuangan yang serius dan pada tahun 1789.
Ia dipaksa untuk mengadakan pertemuan dengan para perwakilan kecil dari tiga kelas sosial yang terdiri dari bangsawan, rohaniwan, dan masyarakat umum (Tiers Etat).
Pertemuan ini dikenal sebagai Estates General.
BACA JUGA:Mengenal Archimedes, Fisikawan Terkenal Zaman Romawi, Salah Satu Penemu Matematika
Namun, pertemuan ini hanya memperburuk ketidakpuasan rakyat.
Ketika anggota Tiers Etat memproklamirkan diri sebagai Majelis Nasional dan menuntut reformasi politik dan sosial, Raja Louis XVI dan bangsawan tidak mengakui otoritas Majelis.
Hal ini menyebabkan ketegangan meningkat dan akhirnya meletuslah Revolusi Prancis.
Pada tanggal 14 Juli 1789, rakyat Paris mengambil alih penjara Bastille, yang dipandang sebagai simbol otoritas kerajaan.
BACA JUGA:Biografi Raden Saleh, Pelopor Seni Lukis Modern Indonesia, Inilah 5 Karya Terbaiknya