Misalnya, masyarakat Desa Tenganan dilarang melakukan poligami.
Dan desa ini tidak memiliki pura desa, pura puseh, dan pura dalem seperti desa-desa yang terpengaruh oleh kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Selain itu, Desa Tenganan juga terkenal dengan kerajinan tenun gringsing yang langka dan hanya ada di desa ini.
Desa ini juga menawarkan pesona alam perbukitan, hutan adat yang lestari, dan areal persawahan yang luas.
Desa Tenganan Pegringsingan sering menjadi destinasi wisata yang menarik.
Terutama bagi wisatawan yang tertarik dengan budaya dan keunikan desa-desa kuno.
2. Desa Trunyan
Desa Trunyan yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini terkenal dengan tradisi pemakaman yang unik.
Orang-orang yang meninggal di desa ini tidak dikubur atau dikremasi.
BACA JUGA:Wisata Asyik, Melihat Lumba-Lumba di Teluk Kiluan
Melainkan hanya diletakkan di bawah pohon Taru Menyan yang mampu menghilangkan bau jenazah.
Proses pemakaman ini berbeda dengan tradisi pemakaman di daerah lain di Bali, di mana mayat biasanya dibakar melalui ritual Ngaben.
Desa Trunyan juga dikenal karena pohon Taru Menyan yang tumbuh di area pemakaman, dan diyakini memiliki kemampuan untuk menghilangkan bau tidak sedap.
Selain itu, desa ini memiliki pembagian tempat pemakaman yang terpisah untuk orang-orang yang meninggal secara wajar, tidak wajar, dan untuk bayi, anak kecil, dan yang belum menikah.