Emiten raksasa ini juga mengambil alih PT Gane Permai Sentosa dan turut mendominasi kepemilikan sahamnya juga.
Saham Harita Nickel di PT Gane Permai Sentosa sendiri bertambah 29 persen.
Sehingga awalnya kepemilikan saham hanya sampai 70 persen, namun usai akuisisi tambang berubah menjadi 99 persen.
Pihaknya mencoba untuk melakukan penghitungan perkiraan cadangan bijih nikel pada akhir November 2023.
BACA JUGA:Bangkitnya Suzuki Smash FI 2024, Mesin Injeksinya Bikin Irit, 1 Liter Bensin Tembus 68 Kilometer
Sedangkan estimasi simpanan cadangan harita usai akuisisi dua perusahaan tambang besaran cadangan nikelnya bisa mencapai 302 juta WMT.
Jumlah perkiraan tersebut merupakan gambaran dari emiten raksasa yang memiiki empat tambang yang masih memungkinkan untuk dieksplorasi.
Ke 4 site tambang yang masih memungkinkan untuk menaikkan cadangan nikel tersebut antara lain:
Obi Anugerah Mineral, PT Jikodolong Mega Pertiwi, PT Karya Tambang Sentosa dan PT Gane Tambang Sentosa.
Belum lagi IUP Harita Nickel sendiri luasnya mencapai 9.000 hektare, sehingga potensi cadangan bijih nikel kemungkinan bisa melesat usai akuisisi ini.
Kesempatan emas ini rupanya ditangkap oleh pemain besar di bidang minerba yang satu ini.
Melansir akun Instagram @harita nickel, dijelaskan bahwa manisnya bisnis nikel bukan hanya soal simpanan cadangannya saja.
Adapun seiring dengan semakin besarnya jumlah cadangan, maka semakin besar pula nilai ekspor nikel Indonesia.
Sejak tahun 2017 hingga tahun 2023 ini, nilai ekspor nikel Indonesia telah meningkat hingga 745 persen.