Ahlus Suffah adalah tamu-tamu Islam yang tidak memiliki keluarga, tidak punya harta, dan tidak punya seorang pun.
Mereka tinggal di serambi belakang Masjid Nabi Nabawi.
Meski dalam kondisi serba kekurangan, tak membuat semangatnya berkurang untuk jihad di jalan Allah SWT.
Dalam setiap kesempatan berperang, ia selalu menginginkan wafat dalam kondisi syahid fi sabilillah atau meninggal syahid di jalan Allah SWT.
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Uwais Al Qarni: Pemuda yang Menggendong Ibunya Naik Haji
Syahid di jalan Allah SWT adalah cita-cita tertingginya.
Mendekati perang Tabuk melawan bangsa Romawi pada tahun kesembilan hijriyah, ia meminta kepada Rasulullah SAW, bahwa bila ia terbunuh dalam perang tersebut, ia minta didoakan agar mati dalam keadaan syahid.
Namun Rasulullah SAW berkata,” Tidak, Engkau tidak akan terbunuh, Tetapi jika engkau sakit demam lantas wafat, engkau mati syahid”.
Apa yang disampaikan benar adanya, kemenangan kaum muslimin tanpa terbunuhnya Abdullah Dzul Bijadain.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Abu Hudzaifah bin Utbah, Turut Berperang Bersama Rasulullah
Akan tetapi ketika akan kembali ke Madinah, Abdullah Dzul Bijadain demam dan meninggal dunia.
Ia dimakamkan malam hari oleh Rasulullah SAW bersama Abu Bakar serta sahabat lainnya.
Saat membopong jenazah Abdulllah Dzul Bijadain dan memasukkannya ke liang lahat, Rasulullah SAW berkata, “Ya Allah, hari ini aku ridha kepadanya, maka ridhailah ia,” doa itu merupakan do’a yang istimewa itu keluar dari lisan Rasulullah SAW.
Sahabat lainnya Abdullah bin Mas’ud sangat menginginkan doa seperti itu.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Abu Quhafah, Ayah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang Sangat Dihormati Rasulullah
Tentunya Rasulullah SAW berdo’a, melihat dari kesungguhan dari Abdulllah Dzul Bijadain dalam berjuang demi Islam.