Produk hasil pengolahan nikel ini nantinya akan diekspor langsung ke Korea dan China.
BACA JUGA:Karo Ops Polda Sumsel Pimpin Apel Gabungan, Ini Pesannya
Produk tersebut tentunya berpotensi untuk diekspor ke negara-negara lain sesuai dengan rencana kerjasamanya.
Pengoperasian pabrik senilai Rp16 triliun ini juga bekerjasama dengan PT PLN dalam hal kelistrikan.
Adanya kerjasama tersebut tentunya akan berdampak positif bagi kedua belah pihak.
Namun demikian, setelah sebulan diresmikan smelter nikel ini malah menelan korban.
BACA JUGA:Telan Dana Rp395 Miliar, Proyek Terowongan Samarinda Dihentikan Pemprov Kalimantan Timur, Kok Bisa?
BACA JUGA:Laptop Untuk Pelajar, Harga 1 Jutaan, Enak Buat Nonton, Warga Samarinda Pasti Suka
Diketahui, pada Oktober 2023 telah terjadi kebarakan di lantai 4 dan 5 bangunan pabrik tersebut.
Kobaran api berasal dari tungku pembakaran di dalam pabrik, namun tidak sempat terjadi ledakan.
Akibat peristiwa tersebut, terdapat korban yakni pekerja asing asal China yang menderita luka bakar serius.
Beruntung, kejadian itu tidak terlalu parah atau sampai korban meninggal dunia.
BACA JUGA:Koleksinya Para Konglomerat, Ini 6 Batu Akik Paling Unik dan Langka, Nomor 2 Termahal di Dunia
Demikianlah informasi mengenai pabrik smelter nikel di Kalimantan Timur yang baru diresmikan tapi telah menelan korban. *