PALPRES.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional.
Kurikulum Merdeka akan diterapkan oleh semua satuan pendidikan pada tahun ajaran baru 2024/2025.
Oleh karena itulah sekolah-sekolah yang belum pernah menggunakan kurikulum merdeka akan didorong untuk segera menerapkannya.
Menurut data, hingga saat ini masih ada 27 persen sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka atau masih menggunakan kurikulum 2013.
BACA JUGA:Daftar Hp OPPO Reno Series Harga 3 Jutaan, Spek Unggul RAM 8GB, Kamera 64 MP
Padahal, Kurikulum Merdeka diklaim lebih baik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Terkait penerapan Kurikulum Merdeka, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Dr Suherman SPd MSi memberikan tanggapan positif dengan beberapa catatan.
Menurut Suherman yang juga berprofesi sebagai dosen pascasarjana di Universitas PGRI Palembang ini mengungkapkan jika selaku tenaga pengajar, ia pada awalnya sangat setuju dengan adanya program Kurikulum Merdeka ini.
BACA JUGA:Ikuti RUPS Bank Sumsel Babel Tahun Buku 2023, Ini Harapan Pj Bupati Apriyadi
Bahkan, dirinya memuji atas apa yang dirancang oleh menteri pendidikan Nadiem Anwar Makarim, BA MBA terlebih lagi saat pandemi Covid, Kurikulum Merdeka terbukti efesien.
"Awalnya saya sangat setuju dengan kurikulum merdeka ini apalagi saat pandemi covid 19. Namun di akhir kepemimpinan pak menteri kok mulai menyakitkan," ujar Suherman pada Selasa 5 Maret 2024.
Bukan tanpa sebab diriya mengungkapkan hal tersebut. Pasalnya berlandaskan dari kebijakan dari Kurikulum Merdeka yang bukan hanya menuntut para guru mengajar tapi juga berurusan dengan akademik.