Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat itu mencatat, sebanyak 17 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya terpaksa dirawat di rumah sakit.
Para korban menderita kekurangan cairan, kelelahan, hingga penyakit bawaan seperti hipertensi hingga serangan jantung.
Kemacetan parah pada Tragedi Brexit tersebut diakibatkan adanya pertemuan dua arus keluar masuk kendaraan yang datang dari arah Cirebon melalui jalur Pantura.
BACA JUGA:Daftar 10 Lowongan Kerja yang Bisa Kamu Pilih Bulan April 2024 Berikut Deskripsi dan Kualifikasinya
BACA JUGA:Kemacetan Parah di Jalur Palembang – Betung, Masyarakat Sebut Ini Salah Satu Penyebabnya
Pihak kepolisian saat itu dinilai gagal melakukan antisipasi lonjakan kendaraan yang bakal datang serentak saat itu.
Bakan tim dan pihak kepolisian sangat kewalahan ketika mencoba mengevakuasi korban yang berjatuhan karena proses evakuasi yang tersendat.
Akibat lain dari tragedi yang terjadi selama kurang lebih 3 hari tersebut banyak kendaraan pemudik mengalami masalah mesin hingga kehabisan BBM dan ini menjadi salah satu yang memperparah kemacetan.
Kondisi saat itu dimanfaatkan oleh beberapa pedagang BBM dadakan dengan menjual bbm hingga Rp 50.000/liter.
Hingga urusan buang hajat juga dimanfaatkan sejumlah orang untuk membuat toilet dadakan kala itu.
Kebanyakan korban meninggal pada tragedi Brexit tersebut karena stres dan kelelahan.
Mayoritas korban kala itu adalah lansia dan anak-anak, Kendaraan hampir tak bergerak selama 3 hari sepanjang 34 kilometer, dan itu terjadi di jalan tol, bukan jalan lintas.
Bagaimana, Mau jalintim palembang-betung seperti tragedi Brexit? Semoga peristiwa ini tidak terjadi lagi
BACA JUGA:Saldo Uang Elektronik untuk Tol Pas-pasan? Tenang, Kamu Cukup Top Up Disini