Transformasi dari lahan perkebunan menjadi bandara dimulai ketika para penerbang Belanda merencanakan untuk menerbangkan pesawat dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda.
Palembang Maatschappij memberikan sebagian lahan perkebunannya untuk dijadikan lapangan terbang pertama di Palembang.
3. Perluasan dan Peningkatan Fasilitas
Pada tahun 1990, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II mengalami perluasan yang signifikan.
Dana sebesar Rp733 miliar diinvestasikan untuk pengembangan ini.
BACA JUGA:Ga Ada Sumsel, Ternyata Ini Loh 5 Provinsi Terkaya di Pulau Sumatera, Cek Daftarnya!
Akibatnya, area parkir bandara menjadi luas, mampu menampung hingga 1.000 kendaraan.
Landasan pacu juga diperpanjang menjadi 3.000 meter x 60 meter.
Gedung terminal penumpang juga ditingkatkan menjadi tiga lantai seluas 13.000 meter persegi yang dapat menampung hingga 1.250 penumpang.
4. Kesiapan untuk Jenis Pesawat Beragam
Dengan pengembangan yang telah dilakukan, Badaruddin II kini mampu menerima berbagai jenis pesawat, mulai dari Airbus A330, Boeing 747, hingga Boeing 777.
BACA JUGA:4 Rekomendasi Tempat Makan Nasi Goreng Paling Enak di Palembang, Murah dan Porsinya Banyak
Hal ini telah membawa peningkatan jumlah penumpang yang signifikan, dari 7.720 menjadi 16.560 penumpang. Bandara ini menjadi salah satu hub udara yang ramah berbagai jenis pesawat dan penumpang.
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II bukan hanya pintu gerbang penting bagi Palembang, tetapi juga menyimpan kisah menarik tentang sejarah dan perkembangan infrastruktur di kota ini.