Polda Sumsel Dukung Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

Sabtu 04-05-2024,16:47 WIB
Reporter : Jonison
Editor : Kurniawan

PALEMBANG, PALPRES.COM - Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto menghadiri Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference.

Kegiatan ini mengawali Kongres AJI di Palembang. 

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggelar Kongres XII Kamis 2 Mei 2024 di The Zuri Hotel Jalan Radial  Palembang, Sumatera Selatan pada 3-5 Mei 2024.

Kongres tersebut akan didahului dua kegiatan yakni Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) pada 2 Mei dan Press Freedom Conference (PFC) pada 3 Mei.

BACA JUGA:Libur Weekend Enaknya Nonton Drakor Benci Jadi Cinta, Berikut 5 Rekomendasi Drakor yang Bikin Baper

BACA JUGA:Motor Listrik Volta 401 Cuma Rp9 Jutaan, Fitur Canggih Ada Tombol Rahasia

Dalam rilis yang diterima jurnalis di lokasi, Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) merupakan forum nasional yang akan membahas tren gangguan informasi, artificial intelligence, dan ekosistem media selama Pemilu 2024.

Adapun Press Freedom Conference (PFC) bakal mempertemukan jaringan organisasi jurnalis di Asia Tenggara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja dan, Timor Leste untuk membahas kaitan antara krisis iklim, demokrasi dan kebebasan Pers.

Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Kebebasan Pers Internasional yang dirayakan setiap 3 Mei.

Ketua Umum AJI Indonesia Sasmito mengatakan dua kegiatan itu menjadi momentum bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas di tengah kesamaan ancaman internal dan eksternal di masing-masing negara-negara di Asia Tenggara.

BACA JUGA:Tetap Terkendali, Ini 5 Komoditas Penyumbang Inflasi Bulan April di Sumsel

BACA JUGA:Timnas Indonesia U-23 Mesti Waspadai 3 Pemain Termahal Guinea Ini, Mereka Sarat Pengalaman di Eropa

Dalam lima tahun terakhir, menurut Sasmito, jurnalis dan media independen dihadapkan pada disinformasi, perkembangan AI, polarisasi, dan krisis iklim.

Di tengah situasi itu, peran jurnalis dan media independen jauh lebih dibutuhkan.

Namun, serangan terhadap pers juga cukup masif mulai regulasi yang represif, pelbagai bentuk kekerasan, hingga penyensoran yang telah menjadi tantangan serius.

Kategori :