Namun, prestasi itu tidak cukup meyakinkan buat Fakhri.
“Bahwa kita menang dua kali ya lawan Vietnam (home & away). Saya yakin Vietnam adalah tim yang tetap tidak mudah kita kalahkan," ucap Fakhri Husaini.
"Vietnam, Thailand, makanya saya sering diskusi sama temen-temen sesama pelatih. Untuk melihat atau indikator keberhasilan pelatih Timnas Indonesia itu.
"Jangan dilihat saat kita menang lawan Brunei, kalau di ASEAN ya, lawan Myanmar. Kalau saya melihatnya melawan dua tim, Vietnam dan Thailand," imbuhnya.
Bagi Fakhri, Vietnam dan Thailand merupakan musuh bebuyutan yang harus dikalahkan Indonesia termasuk di ajang Piala AFF.
Menurutnya, Shin Tae-yong baru dianggap pelatih hebat kalau bisa mempersembahkan gelar juara Piala AFF, trofi yang dinilai sakral bagi Fakhri.
Ia juga menyentil beberapa pihak yang menyebut Piala AFF sebagai piala ciki, karena pada nyatanya Indonesia belum pernah meraih gelar di ajang ini.
“Kalau sudah bisa mengatasi Vietnam dan Thailand, itu baru kita bisa menyatakan bahwa kita rajanya di Asia Tenggara.”
"Sekarang saya masih belum melihat itu (Indonesia raja Asia Tenggara) karena kita belum pernah juara Piala AFF,” ucapnya.
Fakhri setuju dengan perpanjangan kontrak Shin Tae-yong.
Dengan begitu, pelatih asal Korea Selatan itu bisa melanjutkan programnya membawa Indonesia juara Piala AFF mendatang.
“Mudah-mudahan kalau STY diperpanjang kontraknya, target dia salah satunya adalah menjadi juara di Piala AFF itu," kata Fakhri.
"Itu supaya kita bisa bicara bahwa kita adalah raja di ASEAN, raja di AFF, sebelum itu nanti dulu,” pungkasnya.
Karier kepelatihan Fakhri Husaini boleh dikatakan cukup gemilang.
Ia pernah menghadirkan prestasi untuk Timnas Indonesia U-16 dan U-19.
Bersama Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini mempersembahkan trofi Piala AFF U-16 2018 dan lolos perempat final Piala Asia U-16 2018.