Ontime performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk.
BACA JUGA:Sambut Kedatangan Jemaah Haji Gelombang II, Ini Persiapan Petugas Haji di Makkah
BACA JUGA:Memasuki Hari ke-10, Sudah 63 Ribu Jemaah Haji Tiba di Madinah
Kemenag mencatat, prosentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5%.
“Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan,” tegas Anna.
Ketiga, pecah kloter. Perencanaan Garuda Indonesia juga meleset. Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali. “Salah satunya pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama,” sebut Anna.
“Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter. Maksudnya, satu kloter jemaah tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama,” sambungnya.
BACA JUGA:Jemaah Haji Kloter 8 Tiba di Asrama Haji, Ini Layanan yang Diterima Jemaah
BACA JUGA:Jemaah Haji Kloter 7 Palembang Terbang Menuju Madinah Dini Hari, Kloter 8 Masuk Asrama Haji
“Potensi ini masih bisa bertambah jika tidak dimitigasi dengan baik karena masa penerbangan jemaah ke Tanah Suci masih akan berlangsung hingga 10 Juni mendatang,” katanya lagi.
Keempat, tas kabin dan kursi roda jemaah tidak terbawa.
Peristiwa ini dialami oleh penerbangan jemaah kloter 28 Embarkasi Solo (SOC 28).
Ada 11 kursi roda dan 120 koper kabin yang tidak terangkut.
BACA JUGA:128 Ribu Jemaah Haji Reguler 2024 Dapat Layanan Fast Track dari 3 Bandara
BACA JUGA:Hari Ini, Jemaah Haji Kloter 1 Palembang Bertolak dari Madinah Menuju Mekkah
Akibatnya jemaah dan petugas mencari-cari setelah mereka mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.