Pasalnya, masih banyak kekurangan untuk mendapatkan pelayanan medis yang sama seperti sebelum menjadi sasaran amukan Tentara Israel.
Selain jumlah tenaga medis masih sangat minim, RS Indonesia di Gaza juga terkendala stok obat-obatan dan bahan bakar.
Akibat minimnya bahan bakar, untuk sementara RS Indonesia tak bisa mengoperasionalkan ruangan Intensive Care Unit (ICU) dan operasi.
Saat ini, RS Indonesia Gaza hanya mengandalkan pada panel surya, untuk memasok tenaga listrik yang dipakai mengoperasikan rumah sakit tersebut.
Dikutip dari laman Wikipedia, RS Indonesia terletak di Bait Lahia, Kegubernuran Gaza Utara, Jalur Gaza, Palestina.
BACA JUGA:Ternyata Batu Akik Motif Kujang Punya Efek Mistis, Bisa Datangkan Rezeki
BACA JUGA:6 Keunggulan Honda ADV 350 2024, Pilihan Pecinta Skutik Adventure
Rumah sakit ini mulai dibangun pada 2011 lalu, di atas lahan seluas 16.000 meter persegi yang merupakan sumbangkan Pemerintah Gaza.
Proyek pembangunan RS Indonesia ini menelan biaya sebesar Rp 126 miliar.
Dana pembangunan rumah sakit ini, merupakan sumbangan masyarakat dan organisasi Indonesia.
Seperti Palang Merah Indonesia dan Muhammadiyah.
BACA JUGA:Mulai Besok Tol Lima Puluh - Kisaran Sumut Berlakukan Tarif, Ini Besarannya
Sumbangan ini dikumpulkan melalui organisasi kemanusiaan Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C).