Tentara Israel dikerahkan di sepanjang jalan dekat lokasi, di mana roket yang ditembakkan dari Lebanon selatan mendarat di dekat Kfar Szold di Galilea Atas di Israel utara pada 14 Juni 2024.
Kata'ib al-Sayyid al-Shuhada di Irak telah mengancam akan memihak Hizbullah jika perang pecah.
Kelompok bersenjata Iran lainnya di Suriah dan Yaman, dapat meluncurkan serangan drone dan rudal mereka sendiri.
BACA JUGA:Ikuti Evaluasi Smart City Tahap I di Bali, Ini Komitmen Pemkab Muba
Meskipun Amerika Serikat dapat menggalang sekutunya untuk membantu membela Israel, namun kemungkinan tak akan mudah.
Banyak dari roket jarak pendek Hizbullah akan sulit ditangkis secara efektif oleh F-16 dan F/A-18 AS ketika ditembakkan secara massal.
Skenario 3
Dalam Skenario 3, Pemerintahan Netanyahu berada di bawah tekanan domestik yang kuat agar memungkinkan warga Israel kembali dengan selamat ke komunitas mereka di utara.
BACA JUGA:Sumur Minyak Ilegal dan Sungai Parung Terbakar Telan Korban Jiwa? Ini Penjelasan Kasat Reskrim Muba
Sehingga para pemimpin Israel dapat memutuskan untuk mengambil risiko, melakukan kampanye besar-besaran melawan Hizbullah.
Israel menargetkan ribuan lokasi di Lebanon selatan dalam 24 jam pertama, dalam upaya untuk melumpuhkan persenjataan strategis faksi yang didukung Iran yang belum pernah ada sebelumnya.
Serangan udara mungkin akan mencapai Beirut.
Menargetkan komando dan kendali Hizbullah dalam upaya mengakhiri perang dengan cepat, dan mencegah kelompok militan tersebut menyerang infrastruktur listrik dan air, bandara, fasilitas angkatan laut, dan pertahanan udara Israel yang sensitif.
BACA JUGA:Resiko Serius yang Akan Dialami Apabila Galbay di Pinjaman Online Legal