5. Mandi
Sama seperti prinsip wudhu pada poin ketiga tadi, dengan mandi kita dapat memberi distraksi pada emosi marah dan membiarkan proses mandi dengan air menjadi media untuk kita relaksasi dan menenangkan diri.
6. Diam
BACA JUGA:Makan dan Minum Apakah Membatalkan Wudhu? Ini Penjelasan Ustad Adi Hidayat
aat emosi marah meningkat, biasanya fungsi otak kita "dibajak" (hijack) oleh Amygdala.
Sehingga proses fungsi kognitif seperti memproses situasi, problem solving, decision making, yang biasanya dilakukan oleh area otak yang bijaksana yaitu Prefrontal Cortex, jadi tidak berjalan.
Dengan memberi jeda, delay, diam terlebih dahulu.
Kita memberi waktu agar bagian otak Prefrontal Cortex kembali berfungsi agar keputusan yang kita ambil dalam mengekspresikan emosi marah bisa lebih bijaksana.
BACA JUGA:Tempat Wudhu Diubah Jadi Gudang Penyimpanan
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup).
Namun jika tidak lenyap, maka berbaringlah." (HR. Abu Daud). "Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. A
pi akan padam denga air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu." (HR. Abu Daud).
"Jika salah seorang di antara kalian marah diamlah." (HR. Ahmad).
BACA JUGA:Amalan Penghapus Dosa! Lakukan Shalat Sunah Ini, Dijamin Hasilnya Luar Biasa
“Ternyata Islam mengajarkan cara mengelola amarah, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Perihal pengendalian amarah, siapa lagi contoh terbaik yang patut dicontoh selain Rasulullah SAW,” tulisnya.