Namun di 2023 lalu tingkat inklusi besarannya mencapai 88,7 persen.
Dilihat dari data memang untuk capaian terjadi peningkatan jika dibandingkan pada 2022 lalu dengan angka 85,1 persen.
Namun perlu juga menjadi perhatian perbedaan jarak antara inklusi dengan literasi keuangan sebesar 9,6 persen.
Hal itu berarti literasi keuangan masih perlu digencarkan lagi oleh OJK.
Karena masyarakat yang paham terhadap produk atau layanan keuangan tingkatnya masih rendah.
BACA JUGA:Menteri PUPR Bantah Presiden Jokowi Batal Ngantor di IKN Juli Ini, Blak-blakan Kondisi Infrastruktur
BACA JUGA:Terkendala Hujan, Progres Runway Bandara VVIP IKN Baru 60 Persen, Modifikasi Cuaca Jadi Solusi
Dengan kondisi seperti itu, sangat rentan bagi masyarakat untuk terjebak dalam pengelolaan keuangan yang kurang tepat.
Salah satu dampaknya bisa terkena jeratan pinjaman online ilegal yang menawarkan beban bunga yang tinggi.
Menariknya lagi, dari hasil survei terungkap jika literasi dan inklusi keuangan perempuan justru lebih tinggi jika dibandingkan laki-laki.
Dari data yang diperoleh, untuk tingkat inklusi pada perempuan sebesar 76,08 persen.
BACA JUGA:Jalan Tol Cimanggis-Cibitung Resmi Beroperasi, Bogor ke Bekasi Kini Hanya 45 Menit
BACA JUGA:Sungai Bone dan Bolango Meluap, 6 Kecamatan di Kota Gorontalo Terendam Banjir
Sedangkan laki-laki mencapai 73,97 persen.