Begitu juga dengan tingkat literasi, pada perempuan sebesar 66,75 persen sedangkan pada laki-laki lebih rendah mencapai 64,14 persen.
“Dengan kemajuan yang saat ini terjadi, ekonomi juga maju tapi ternyata tidak semuanya maju, karena masih banyak rakyat yang belum maju,” jelas Sri Mulyani.
Untuk itu jadi kewajiban semua pihak terkait untuk memajukan masyarakat yang belum teredukasi.
BACA JUGA:Bupati Tekankan Bidan di OKU Timur Pro Aktif Ikut Turunkan stunting
Di tengah kemajuan teknologi saat ini juga rentan bagi masyarakat yang belum mendapat literasi keuangan.
Selain itu, Menkeu juga menyambut baik beragam program literasi dan inklusi keuangan dari OJK khususnya Dewan Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen.
Hal itu termasuk juga adanya program yang menyasar segmen perempuan.
Sementara itu, Frederika Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK mengaku menyambut baik target yang diberikan Sri Mulyani.
BACA JUGA:Sindikat Judi Online Retas Sejumlah Situs Pemerintah, 7 Pelaku Berhasil Diamankan
BACA JUGA:MANTAP! Kanwil Kemenkumham Sumsel Gencarkan Sosialisasi Cegah dan Peringatan Bahaya JUDOL
“Saya melihat dari sisi Bu Sri Mulyani memberikan target kepada kami untuk bersama-sama meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Untuk bisa meningkatkan literasi dan inklusi keuangan maka perlu kerja sama yang baik antara OJK dengan semua pihak.
Sayangnya, Kiki belum bisa mengatakan untuk persentase target inklusi dan literasi sampai akhir 2024.
Menurutnya OJK harus melakukan kajian lebih mendalam lagi mengenai data-data yang diperoleh.
BACA JUGA:2 Ruas Tol di Pulau Sumatera Segera Rampung, Padang ke Sicincin hanya 30 Menit