Inilah Pondok Pesantren Tertua di Sumatera Selatan, Sempat Terancam Punah di Era Kolonial Belanda

Sabtu 20-07-2024,16:21 WIB
Reporter : Mujianto
Editor : Mujianto

"Dengan perjalanan di berbagai tempat, KH Anwar mempunyai cita-cita mendirikan pesantren di tanah kelahirannya di Desa Seri bandung, Ogan Ilir, Sumatera Selatan," dikutip dari Jurnal Sejarah dan Kebudayaaan Islam (Syarifuddin dkk, 2021:657).

Sejak itulah, Kabupaten tanah kelahirannya mempunyai sebuah pondok pesantren bernama Ponpes Nurul Islam yang lokasinya di Desa Seri Bandung.

Bahkan, reputasi Ma'had Nurul Islam kian kuat lantaran KH Anwar saat itu diketahui telah memperdalam keilmuannya di Mekkah.

Walaupun masih eksis hingga sekarang ini, namun pondok ini dahulunya sempat mendapatkan tekanan dari kolonialis Belanda.

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Gelar Apel dan Simulasi Karhutla 2024, Menko Perekonomian: Bukan Sekedar Show Of Force

Di tahun 1925, kolonial Belanda menerapkan aturan yang mempersulit KH Anwat untuk mengembangkan pesantrennya.

Terlebih, sang Kyai ini sempat dicurigai melakukan manuver reformasi Indonesia melalui politik dan pendidikan.

Akan tetapi, keberuntungan tatap di jalan KH Anwar berkat adanya bantuan tokoh adat di Sumatera Selatan yang akhirnya Ponpes Nurul Islam terus berkembang hingga sekarang ini.

Awalnya, ponpes ini dimulai dengan 35 murid saja, namun seiring berjalannya waktu semakin banyak santri yang berminat menimba ilmu agama di sana.

BACA JUGA:Tersedia 9 Posisi Jabatan dari Lowongan Kerja Terbaru BUMN PT ASABRI (Persero) Link Lamaran di Sini

Dimana spesialisasi keilmuan yang dihasilkan dari pendidikan pesantren berfokus pada fiqih, tauhid dan ilmu alat.

Kategori :