“Serangan itu harus dihentikan sekarang,” tegas Guterres.
BACA JUGA:Kabupaten Muba Terima Dana Insentif Fiskal untuk 4 Kategori, Apa Saja Itu?
BACA JUGA:Gempa Guncang Maluku Tengah, Kedalamannya 10 Km, Tak Berpotensi Tsunami
Reruntuhan Sekolah Al-Jaouni yang menjadi saksi pembantaian brutal Israel yang menargetkan keluarga-keluarga pengungsi Gaza-Tangkapan Layar X @QudsNen-
Sama murkanya dengan Sekjen PBB, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam laman X nya, menuliskan terkait kekejaman Israel di Gaza tak ubahnya sebagai pembunuhan tanpa akhir dan tidak masuk akal, hari demi hari.
“Staf, lokasi dan operasi kemanusiaan telah diabaikan secara terang-terangan dan tanpa henti sejak awal perang,” tambahnya.
Philippe Lazzarini mencatat, setidaknya 220 staf UNRWA telah terbunuh di Gaza.
UNRWA mengukuhkan serangan Rabu lalu, sebagai insiden paling mematikan bagi staf badan tersebut sejak 7 Oktober.
BACA JUGA:Mantan Direktur Milan Ungkap Keraguannya pada Paulo Fonseca, dan Ismael Bennacer Cedera Lagi!
BACA JUGA:Pedas Menyegarkan, Cobain Resep Sop Janda Ceker yang Bikin Nagih, Cocok Disantap di Musim Hujan
Manajer tempat penampungan termasuk di antara mereka yang tewas, katanya.
“Tidak ada seorang pun yang aman di Gaza.
Tidak ada seorang pun yang selamat, ” tulis UNRWA di X.
Sementara Simon Harris, Perdana Menteri Irlandia, menyatakan dukacita atas serangan Israel yang menyebabkan tewasnya pengungsi dan 6 staf PBB di Gaza.