“Kita harus memastikan akuntabilitas bagi mereka yang melakukan kejahatan perang.
Saya berharap dapat menyampaikan belasungkawa saya secara langsung kepada Sekretaris Jenderal PBB Guterres, ketika saya mengunjungi PBB akhir bulan ini.
Saya sekali lagi menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera dan akses tanpa hambatan terhadap bantuan di Gaza,” ujar Simon.
Sedangkan David Lammy, Menteri Luar Negeri Inggris, menggambarkan serangan Israel ke Sekolah Al-Jaouni ke Nuseirat di Gaza, sebagai sebuah peristiwa yang mengerikan.
BACA JUGA:SIM Indonesia Berlaku di 8 Negara ASEAN, Berlaku Mulai Juni 2025, Berikut Daftar Negaranya!
Menurut Lammy, laporan mengenai enam anggota staf UNRWA yang terbunuh dalam serangan Israel di Gaza, sungguh mengerikan.
“Pikiran saya tertuju pada keluarga mereka dan semua orang yang terus melakukan pekerjaan penyelamatan nyawa.
Pekerja bantuan harus dapat melakukan pekerjaan mereka dengan aman,” ujar Lamy.
Kementerian Luar Negeri Yordania juga mengecam keras pemboman sekolah terbaru tersebut.
BACA JUGA:PT Shell Indonesia Buka Lowongan Kerja Terbaru Lulusan SMA/SMK, Posisi Sebagai Operator Filling!
“Perlindungan terhadap warga sipil dan fasilitas vital yang menyediakan layanan dasar bagi warga Palestina, fasilitas kemanusiaan dan tempat penampungan harus dipastikan,” tegas Kemlu Yordania dalam sebuah pernyataan.
Sementara pihak militer Israel dalam pernyataannya, menegaskan bahwa para korban yang tewas dalam serangan ke Sekolah Al-Jaouni ke Nuseirat di Gaza merupakan anggota Militan Hamas.
“Anggota Hamas merangkap sebagai pekerja UNRWA,” ujar pihak militer Israel.
Sedangkan belum ada komentar langsung dari Hamas, terkait pernyataan Israel tersebut.