PALPRES.COM- Bank Indonesia melaporkan pada pada bulan Agustus, Inflasi berada pada level rendah dan terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 2,12% (yoy) pada Agustus 2024.
Inflasi inti tercatat sebesar 2,02% (yoy), sementara inflasi volatile food (VF) terus menurun menjadi 3,04% (yoy), dari level bulan sebelumnya 3,63% (yoy).
Penurunan inflasi VF tercatat di sebagian besar wilayah Indonesia, didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen, serta eratnya sinergi pengendalian inflasi TPIP/TPID melalui GNPIP.
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Gelontorkan 8 Ton Beras dan 1.600 Liter Minyak Goreng di Sungai Keruh
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Terus Dorong Upaya Penurunan Kemiskinan dan Inflasi
Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi IHK tetap terkendali dalam sasarannya.
Inflasi inti diprakirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.
Inflasi VF diprakirakan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Ke depan, Bank Indonesia terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dengan tetap mendukung upaya penguatan pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA:Bank Indonesia Catatkan Inflasi Nasional Bulan Agustus 2024 Tetap Terjaga
Pertumbuhan kredit pada Agustus 2024 tetap kuat mencapai 11,40% (yoy).
Perkembangan ini ditopang oleh sisi penawaran sejalan dengan minat penyaluran kredit yang terjaga, pendanaan yang memadai, realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan KLM Bank Indonesia.
Hingga minggu kedua September 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp256,1 triliun kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp118,6 triliun, BUSN sebesar Rp110,5 triliun, BPD sebesar Rp24,4 triliun, dan KCBA sebesar Rp2,6 triliun.