“Gunakan star ingredients pada produk kalian, jangan lupa untuk mencantumkan benefit atau manfaat dari ingredients tersebut untuk konsumen,” ungkapnya.
Karena berdasarkan data Compas.co.id, 55 persen penjual yang mencantumkan ingredients di product title memiliki jumlah produk terjual lebih banyak dibandingkan yang tidak menggunakan.
Ia juga menambahkan dibandingkan menggunakan praktik overclaim, lebih baik untuk berinovasi terhadap produk dengan kandungan-kandungan yang laris.
BACA JUGA:Hasil Survei Mengungkap Boikot Produk Terafiliasi Israel Buat Brand Lokal Naik Signifikan
BACA JUGA:Selain Bagus Untuk Kesehatan, Lemon Punya Khasiat yang Bagus untuk Percantik Wajah, Ga Percaya?
Maklon-maklon besar seperti NOSE tentunya dapat memfasilitasi kebutuhan para pengusaha kecantikan.
Selain itu Narendrata juga menyarankan penggunaan market insight sebagai acuan para pengusaha dalam membuat keputusan bisnis yang berdasarkan pada data.
Ia juga concern terhadap tren overclaim di industri perawatan dan kecantikan, dan mengajak para pengusaha untuk menghindari praktik tersebut.
Pada materinya Narendrata menyampaikan bahwa menurut data market insight dashboard Compas.co.id pada kuartal III 2024, nilai penjualan kategori perawatan dan kecantikan di e-commerce mencapai Rp15,6 triliun, naik 17,8 persen dibanding kuartal sebelumnya.
BACA JUGA:7 Manfaat Masker Putih Telur untuk Kecantikan Wajah, Solusi Murah untuk Atasi Masalah Wajah
BACA JUGA:Ini Deretan Produk Rexona Paling Bagus, Bebas Ketiak Basah dan Bau
Shopee masih menjadi kontributor terbesar nilai penjualan kategori perawatan dan kecantikan sebesar 60,5 persen.
Diikuti oleh TikTok Shop yang tengah berkembang pesat dengan 34,5 persen, sementara Tokopedia 4,8 persen dan Blibli 0,1 persen.
“Sampai dengan akhir kuartal III 2024 Compas.co.id melihat kategori perawatan dan kecantikan secara konsisten terus bertumbuh tiap kuartalnya sejak tahun 2022.
Sebagai perusahaan penyedia data e-commerce, analis bisnis dan e-commerce enabler untuk sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) tentunya menjadi oase di tengah-tengah tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia.
Namun dengan adanya indikasi praktik overclaim yang dilakukan oleh beberapa brand perawatan dan kecantikan berpotensi untuk menurunkan animo publik pada industri ini.