PALPRES.COM- Praktik ekonomi sirkular sebagai model ekonomi berkelanjutan semakin berkembang di berbagai sektor.
Sistem ini bertujuan untuk mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya.
Khususnya dalam perekonomian selama ini dilakukan dengan cara memaksimalkan kegunaan dan nilai tambah dari suatu bahan mentah, komponen, dan produk.
Hal itu seperti dilakukan oleh perusahaan kilang migas dam petrokimia di Sumatera Selatan, Kilang Pertamina Plaju.
BACA JUGA:Festival Pangan Lokal, Wujud Komitmen Kilang Pertamina Plaju Terhadap Pangan Berkelanjutan
BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Salurkan Bantuan Internasional, Atasi Darurat Krisis Pangan di Uganda
Perusahaan ini memanfaatkan barang bekas limbah non B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) menjadi bernilai guna di masyarakat.
Penggunaan palet plastik bekas, yang sebelumnya digunakan untuk menjadi alas produk Polypropylene (biji plastik), yang diproduksi di Kilang Pertamina Plaju, awalnya hanya ditampung di gudang usai habis masa pakainya.
158 palet plastik ini kemudian diinstalasi di pinggiran kolam budidaya ikan air tawar.
Dimulai sejak awal tahun 2024 dan berhasil menjawab permasalahan pembudidaya secara signifikan, sekaligus menjadi keunikan tersendiri.
BACA JUGA:Breezon Produk Ramah Lingkungan Kilang Pertamina Plaju, Ubah Cara Pandang Dunia Industri Refrigeran
Palet ini difungsikan untuk menahan erosi dan terkikisnya dinding kolam tanah, yang kemudian menyebabkan berkurangnya volume air dalam kolam.
Sehingga berpotensi menyebabkan ikan patin dan nila yang dibudidayakan kurang optimal pertumbuhannya.
Upaya pemanfaatan limbah Non-B3 ini mampu memperpanjang siklus hidup produk yang menjadi konsep dari ekonomi sirkular.