PALEMBANG, PALPRES.COM - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel) diduga disebabkan oleh manusia.
Lalu telah mereka membuka lahan pertanian dan perkebunan dengan membakar lahan.
Kini adapun yang membakar lahan dinilai lebih ekonomis, efektif dan efisien ketimbang menggunakan alat berat.
Jadi dengan cara membabat dengan cara manual yang membutuhkan lebih banyak waktu.
BACA JUGA:Inilah 6 Perusahaan dengan Komitmen CSR Terbaik di OKI, Cek Daftarnya
BACA JUGA:MELEDAK! Salah Satu Penyulingan Minyak Ilegal Kini meledak Lagi
"Lalu Iya Karhutla yang terjadi 99% disebabkan karena ulah manusia, 1% akibat faktor alam. Masyarakat masih membuka lahan pertanian dan perkebunannya dengan cara membakar karena lebih ekonomis," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman
Adapun itu Sudirman telah menyebut beberapa wilayah Karhutla terjadi di lahan milik warga.
Jadi Di antaranya ada lahan yang dipetak-petak untuk pembukaan tempat penanaman baru.
"Sehingga Pasti ada yang membuka lahan untuk pertanian. Seperti yang terjadi di dekat jalan Tol Palembang-Indralaya. Bisa jadi untuk buka lahan tanam cabai dan sayuran. Itu petakan yang terbakar terlihat. Artinya masyarakat membuka lahan untuk berkebun atau tanam sayur," jelasnya.
BACA JUGA:DAHSYAT! Berikut 8 Jenis Tanaman Herbal yang Memiliki Khasiat Untuk Kesehatan
BACA JUGA:From This Island Kenalkan Produk Terbaru Sun Serum dengan Kandungan White Tea
Jadi untuk Sosialisasinya soal larangan untuk membakar lahan dan kebun sudah dilakukan setiap musim kemarau.
Sehingga Bahkan, personel di posko-posko Karhutla kerap melakukan patroli ke wilayah-wilayah yang rawan Karhutla.
Adapun itu pihaknya, hingga saat ini belum memonitor penindakan yang dilakukan pihak terkait.