“Saat ini cukup banyak generasi muda yang terjerat pinjol.
Berdasarkan data OJK karyawan dan pelajar merupakan profesi yang banyak terjerat pinjol (12%), di mana didominasi oleh generasi muda.” jelas Handayani.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat khususnya anak muda terjebak pinjol, salah satunya karena kemudahan akses teknologi dan internet.
BACA JUGA:BRI Hadirkan Kemudahan Investasi Sukuk Tabungan ST013 Melalui BRImo
BACA JUGA:Layanan Diakui Lebih dari 70 juta Nasabah, BRI Miliki Produk Beragam
“Pinjaman online biasanya menawarkan skema pengajuan yang praktis, syarat mudah, dan approval instan sehingga lebih banyak diminati.
Selain itu, kondisi finansial yang tidak stabil membuat mereka tidak siap dengan adanya kebutuhan mendesak.
Belum lagi gaya hidup konsumtif yang membuat pengaturan keuangan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Akses informasi terkait pinjaman formal dan edukasi keuangan yang kurang membuat mereka dengan mudah tergiur untuk mengajukan pinjol,” jelas Handayani.
BACA JUGA:Tak Hanya Bantu Pelatihan Keterampilan, Program CSR BRI Juga Berikan Modal Usaha
BACA JUGA:KUR BRI 2024, Solusi Terbaik untuk UMKM dengan Beragam Keuntungan Menarik
Peluang dan Tantangan bagi Industri Perbankan
Kehadiran pinjaman online pada akhirnya dapat mengubah lanskap industri perbankan di tanah air.
Namun, hal ini juga menjadi peluang untuk mempercepat transformasi digital di perbankan.
“Bank harus semakin gesit dalam mengembangkan produk digital untuk menyaingi platform pinjaman online yang menawarkan kemudahan akses dan kecepatan layanan.
BACA JUGA:Melalui BRImo, BRI Hadirkan Kemudahan Investasi Sukuk Tabungan ST013
BACA JUGA:Langkah Tegas Perangi Judi Online, BRI Blokir Lebih dari 3 Ribu Rekening