Tak haya itu, dampak dari kenaikan UMP 2025 bisa semakin terasa lantaran adanya inflasi yang mengikuti kenaikan biaya tenaga kerja.
BACA JUGA:MUDAH! Tak Perlu KTP, Begini Cara Pinjam Saldo DANA Rp500 Ribu Modal Nomor Hp
BACA JUGA:KABAR TERBARU! Pakaian Dinas ASN Berubah Sesuai Aturan Ini, Awal Tahun 2025 Diterapkan
Saat biaya produksi dan operasional perusahaan meningkat, harga barang dan jasa juga dipastikan akan naik.
Inilah yang membuat gaji yang naik tidak terasa signifikan bagi pekerja, lantaran daya beli mereka tetap tergerus oleh kenaikan harga-harga kebutuhan sehari-hari.
Contohnya, jika sebuah perusahaan harus membayar gaji yang lebih tinggi, mereka mungkin akan menyesuaikan harga produk mereka untuk mengimbangi kenaikan biaya.
Alhasil, walaupun gaji naik, harga barang yang lebih mahal justru membuat pekerja merasa kesulitan untuk mencapainya.
BACA JUGA:Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 10 Desember 2024, UBS, Galeri 24 dan Antam Masih Stagnan
BACA JUGA:Elnusa Wujudkan Lingkungan Kerja Bebas Korupsi di Peringatan Hakordia 2024, Begini Caranya?
Hal ini memicu 'lingkaran setan' dimana perusahaan harus melakukan efisiensi dan pekerja yang terkena PHK menjadi korban dari situasi tersebut.
Solusi Perusahaan: Efisiensi Pekerja
Perusahaan tentu tidak ingin terjebak dalam masalah keuangan yang lebih besar.
Tentunya, perusahaan tidak ingin terjebak dalam masalah keuangan yang lebih besar.
BACA JUGA:Dengan Kabin yang Luas Suzuki APV Cocok Buat Kamu Bersama Keluarga Liburan Akhir Tahun
Untuk mengurangi dampak finansial akibat kenaikan biaya tenaga kerja, banyak perusahaan yang memilih untuk melakukan efisiensi.