Salah satu informasi pentingnya yakni menyatakan tidak ada sumber minyak di area Sumatera Tengah – sekarang Riau.
BACA JUGA:PHR Kembali Jalin Kerjasama Bisnis Pengelolaan Sumur Idle Batch-2 Lanjutan
BACA JUGA:Berikut Ini Catatan Kinerja PHR di Triwulan 3 Tahun 2024 Dalam Produksi Migas
Kawasan itu, menurut para geolog Belanda merupakan lapisan tanah didominasi endapan batuan granit.
Dengan kata lain, mustahil mengandung hidrokarbon.
Kebijakan itu ditengarai bertujuan melindungi kepentingan Perusahaan Belanda, terutama Royal Dutch Shell sekaligus menghambat masuknya perusahaan asing lain ke Hindia Belanda.
Meski demikian, data yang terungkap justru menyatakan hal sebaliknya.
BACA JUGA:PHR Capai Tonggak Baru dalam Pengembangan Migas Non-Konvensional di Blok Rokan
BACA JUGA:Berikan Pelatihan Juru Las Bagi Pemuda, Ini Bukti PHR Tingkatkan SDM di Riau
Pada 1938, setelah melakukan pengeboran di sekitar 3.000 sumur, geolog NPPM menemukan cekungan (dome) besar di area Minas.
Hasilnya, titik pertama ditemukan di Sebanga, hulu Sungai Sebanga, di Bengkalis.
Temuan rembesan gas di Sebanga adalah pertanda awal adanya kandungan minyak di area itu.
Inilah penemuan migas pertama di Riau. Kemudian sekitar 7 bulan berselang, potensi minyak lain juga ditemukan di Lapangan Duri, Bengkalis.
BACA JUGA:Cari Cadangan Minyak Baru, PHR Lakukan Survei Seismik 3D di Kabupaten Siak
BACA JUGA:PHR Zona 4 Utamakan Aspek Keselamatan Hingga Jalankan Program Ramah Lingkungan
Dari temuan awal itu, pada 1941 dibangunlah anjungan pengeboran di lokasi yang disebut Minas, Siak.