BACA JUGA:4 Manfaat Menulis Buku Diary, Bisa Jadi Teman Curhat Lho
Aat yang merupakan Kepala Biro Kantor Berita ANTARA New York periode 1993 - 1998 dan Direktur Pemberitaan ANTARA pada 2016 itu menyatakan, menulis di media massa tidak bisa sembarangan.
Tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah jurnalistik yaitu menarik, aktual, faktual, cepat, dan akurat.
Budaya dan tradisi menulis dengan tetap mengedepankan idealisme dan kepentingan publik (masyarakat)--Freepik
Budaya dan tradisi menulis
Ia lebih lanjut menekankan arti pentingnya budaya dan tradisi menulis.
BACA JUGA:Luar Biasa! Ternyata Ini Manfaat Menulis dan Membaca dalam Kehidupan Sehari-hari
Bukan hanya di jurnal-jurnal ilmiah, tetapi juga di media massa dalam bentuk tulisan ilmiah populer dan feature (karangan khas) dengan tetap mengedepankan idealisme dan kepentingan publik (masyarakat).
Aat juga mengatakan, ketika Bung Karno ditahan Pemerintah Kolonial Belanda di Penjara Sukamiskin Bandung, ia menulis buku “Dibawah Bendera Revolusi”,.
Sementara ketika Bung Hatta ditahan di Penjara Boven Digul Papua, dia menulis buku “Mendayung Antara Dua Karang” yang menjadi dasar bagi pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif sampai sekarang.
Wartawan senior ini menambahkan, saat ditanya apa motivasi "Founding Fathers" itu dalam membuat karya tulis yang kemudian menjadi "legacy"(warisan) bersejarah tersebut, keduanya menjawab dengan lantang bahwa "bangsa Indonesia ke depan harus menjadi lebih baik!".
BACA JUGA:Kamu Suka Nulis? Ini 5 Aplikasi Menulis Online yang Wajib Dicoba, Ada yang Bisa Hasilkan Cuan Lho
BACA JUGA:7 Manfaat Aplikasi Menulis Online, Dapat Cuan dan Dibaca Netizen Global
“Kedua contoh karya besar bersejarah dari para pendiri bangsa itu saya kemukakan untuk memberikan motivasi.
Khususnya bagi para mahasiswa bahwa menulis merupakan aktualisasi diri yang membawa idealisme untuk masa depan bangsa yang lebih baik,” tukas wartawan senior yang juga Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) itu.