BACA JUGA:Selesai Jalani Hukuman, 199 WNI Bermasalah Ini Dideportasi dari Malaysia
BACA JUGA:Alhamdulillah, Pemerintah Indonesia Selamatkan WNI dari Hukuman Mati di Arab Saudi
Setelah upaya intensif, evakuasi dilaksanakan pada pagi hari 25 Desember 2024.
Proses evakuasi terpaksa menggunakan helikopter, mengingat akses jalan darat ke Parachinar tidak memungkinkan.
Setibanya helikopter yang membawa Masidah Agustina beserta anaknya di Pangkalan Udara Islamabad pukul 11.30 waktu setempat, keduanya diterima langsung oleh Athan RI.
Selanjutnya, mereka dibawa ke guest house KBRI di Islamabad untuk penampungan sementara.
BACA JUGA:Penyelundupan 17 WNI dan 24 WNA ke Malaysia Berhasil Digagalkan, Begini Modusnya
BACA JUGA:Disekap dan Dipaksa Jadi Operator Judol di Myanmar, 21 WNI Ini Berhasil Diselamatkan
Pendampingan lebih lanjut terhadap Masidah Agustina beserta anaknya, akan diberikan oleh KBRI.
Sementara suami dari Ibu Masidah dijadwalkan bergabung pada awal Januari 2025.
Konflik di Kurram Parachinar
Dikutip dari laman Wikipedia, konflik Kurram Parachinar 2023 dimulai sebagai sengketa tanah dan berubah menjadi serangkaian bentrokan sektarian yang terjadi di Distrik Kurram Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, dekat Perbatasan Pak-Afghanistan, dari Mei hingga Juli 2023.
BACA JUGA:Puluhan WNI Jalani Hukuman di Kamboja, Ini yang Dilakukan Kedubes RI
BACA JUGA:Kapal Penangkap Ikan Diawaki 11 ABK WNI Tenggelam di Perairan Pulau Jeju Korsel, Begini Kondisinya
Konflik ini bermula pada 4 Mei 2023 ketika terjadi penembakan di sebuah sekolah menengah atas di Tari Mangal yang menewaskan tujuh orang, termasuk lima guru dan dua buruh.
Menurut Wakil Komisaris Saiful Islam, guru yang tewas dalam serangan awal itu adalah seorang Muslim Sunni.
Sedangkan mereka yang menjadi sasaran penembakan berikutnya di sekolah itu adalah Muslim Syiah.