BACA JUGA:Doa Bersama dan Santunan Pertamina Patra Niaga untuk 3.000 Anak Pondok Pesantren dan Yayasan Sosial
BACA JUGA:Pesawat Air Tractor Angkut BBM Pertamina ke Bener Meriah, Berangkat Tepat 08.08 WIB dari Kualanamu
Perjalanan dimulai pada 2019 dengan kampanye persuasif kepada nelayan dan pembudidaya agar menghentikan penangkapan belida dari alam.
Tahun itu menjadi tonggak lahirnya upaya budidaya belida pertama di Sumatera Selatan, dimana tim CSR/TJSL Kilang Pertamina Plaju melakukan Rescue 30 ekor ikan Belida dari Nelayan yang kemudian dilakukan budidayakan di Pokdakan Mulia, Kelurahan Talang Bubuk sebagai mitra binaan.
Tahun berikutnya, 2020, dilanjutkan rescue dengan tangkapan sebanyak 110 ekor Belida bersam Dinas Perikanan Kota Palembang.
Pada tahun yang sama, dilakukan uji coba kolam buatan yang dirancang sedemikian rupa untuk meniru habitat asli, dengan air jernih, dasar berlumpur, dan arus yang terukur menyerupai Sungai Musi.
Tahun 2021 menjadi titik penting dengan dilakukannya riset budidaya secara ex-situ, tetap menggunakan air Sungai Musi untuk menjaga kesesuaian kualitas habitat.
Menyusul diberlakukannya perlindungan penuh terhadap belida, pembudidaya dialihkan untuk memproduksi ikan konsumsi seperti lele, sehingga tetap memiliki penghasilan tanpa merusak populasi belida yang tersisa.
Memasuki 2022, program ini berkembang menjadi Gerakan Cinta Belida yang menyasar sekolah-sekolah, kelompok nelayan, dan komunitas lokal.
Kesadaran masyarakat dibangun, sambil mengembangkan budidaya ikan lokal lain seperti baung, tembakang, dan gabus untuk mencegah penurunan populasi serupa.
BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Salurkan Bantuan SENYUM Untuk Warga Terdampak Kebakaran SU I Palembang
Setahun kemudian, pada 2023, berdirilah kawasan edukasi dan riset budidaya belida di Sumatera Selatan, yang kini menjadi pusat rujukan teknologi konservasi spesies ini.
Hingga saat ini, total 370 ikan Belida telah dikonservasi melalui program Belida Musi Lestari
Di tengah kekhawatiran atas hilangnya belida dari perairan Indonesia, tim riset berhasil menemukan kembali spesies Chitala hypselonotus, yang sebelumnya pernah dinyatakan punah pada tahun 2006.