Garam Himalaya Lebih Sehat dari Garam Biasa? Cek Faktanya
Garam Himalaya--Pixabay
BACA JUGA:Wajib Anda Kunjungi! Objek Wisata Baru di Kabupaten OKI
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa menghirup uap air hangat yang dicampur dengan garam Himalaya dapat meredakan gejala penyakit saluran pernapasan, terutama pada penderita penyakit pernapasan kronis seperti PPOK.
Namun, perlu dilakukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi efektivitas metode ini.
Cara menggunakan garam Himalaya dalam kehidupan sehari-hari tidak berbeda dengan garam biasa.
Garam ini dapat digunakan dalam memasak atau ditambahkan ke makanan untuk memberikan rasa yang khas.
BACA JUGA:Cair Bulan Juli 2023, BLT Dana Desa Tahap 2 Rp900 Ribu, Cek Nama dan Rekening Anda!
Namun, perlu diingat bahwa garam Himalaya tidak mengandung yodium seperti garam biasa.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan yodium melalui makanan lain, seperti produk olahan susu, rumput laut, telur, atau ikan.
Meskipun garam Himalaya memiliki manfaat potensial, penting untuk mengingat bahwa konsumsi garam secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Terlalu banyak mengonsumsi garam, baik itu garam biasa maupun garam Himalaya, dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi garam dengan bijak dan sesuai dengan rekomendasi kesehatan.
Dalam mengambil keputusan tentang penggunaan garam Himalaya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi yang dapat memberikan panduan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan individu.
Setiap orang memiliki kebutuhan dan kondisi kesehatan yang berbeda, dan konsultasi dengan dokter adalah langkah yang bijaksana sebelum mengubah pola makan atau asupan garam. *
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
