Banner Honda PCX

Wujud Nyata Asimilasi Budaya, Nasi Minyak Jadi Simbol Melayu Palembang dan Pendatang Arab Masa Kesultanan

Wujud Nyata Asimilasi Budaya, Nasi Minyak Jadi Simbol Melayu Palembang dan Pendatang Arab Masa Kesultanan

Nasi Minyak Wujud Asmilasi Budaya Melayu dan Arab--Palpres.com

PALPRES.COM - Sebagai salah satu masakan khas Sumatera Selatan, nasi minyak memiliki tempat tersendiri dihati masyarakat Palembang sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam. 

Pada masa dulu sampai sekarang, Nasi minyak biasanya disajikan pada acara-acara tertentu dan dianggap penting. 

Seperti pesta perkawinan, syukuran, Idul fitri, Iduladha, dan sebagai sajian istimewa di bulan Ramadan. 

Nasi minyak sendiri merupakan adaptasi dari nasi kebuli khas timur tengah, yang dimodifikasi dengan lidah orang Indonesia. 

BACA JUGA:Pemilik Kartu BPJS Kesehatan Bisa Dapat Cuan dari PKH Rp2.400.000, Simak Caranya Disini!

BACA JUGA:Kemensos Bagikan Bantuan Usaha Bagi KPM PKH BPNT yang Digraduasi 2025!

Pada umumnya, nasi minyak banyak ditemukan di seluruh Provinsi Sumatra Selatan dan juga di Provinsi Jambi. 

Perbedaannya adalah nasi minyak Jambi disantap bersama dengan kuah kari. 

Sedangkan nasi minyak di Sumatera Selatan tidak.

Sajian Nasi minyak ini merupakan kuliner hasil asimilasi antara budaya lokal Melayu Palembang dan pendatang Arab yang banyak menetap di kawasan Pasar Kuto, Kota Palembang sejak zaman kesultanan. 

BACA JUGA:Pemilik Kartu BPJS Ketenagakerjaan Bakal Dapat DANA Rp600.000 dari BSU Cair Januari 2023, Cek Faktanya

BACA JUGA:Super App BRImo Tembus 42,7 Juta User, Catatkan Volume Transaksi Rp3.231 Triliun

Berbeda dari nasi kebuli yang memakai beras tertentu, nasi minyak bisa dibuat dengan beras lokal yang ada. 

Ya, lebih tepatnya menyesuaikan antara budget, dan selera saja.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: banyak sumber

Berita Terkait