Wujud Nyata Asimilasi Budaya, Nasi Minyak Jadi Simbol Melayu Palembang dan Pendatang Arab Masa Kesultanan
Nasi Minyak Wujud Asmilasi Budaya Melayu dan Arab--Palpres.com
Menurut sejarahnya yang diambil dari beberapa sumber yang ada, zaman dahulu, Palembang adalah tempat untuk perdagangan internasional, termasuk Tiongkok dan Arab.
Awalnya para migran tidak diizinkan untuk hidup daratan sehingga mereka tinggal di pinggiran.
BACA JUGA:CATAT! Begini Caranya Agar Pemilik KIS Bisa Dapat Dana BSU Rp600.000
BACA JUGA:Jangan Terkecoh Dengan Link DANA Kaget Palsu, Ini Cara Menghindarinya!
Lambat laun, seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi, maka para migran diizinkan untuk tinggal di tepi Sungai Musi, bagian Ulu Palembang yang sekarang terkenal dengan Kampung Arab Al-Munawar.
Orang-orang Arab ini kemudian menyebarkan budaya hingga kuliner hingga terciptalah berbagai kuliner perpaduan Arab dan Palembang, Indonesia yang kaya aneka rempah dan beraroma kuat, salah satunya adalah nasi minyak.
Tak heran, nasi minyak ini bercita rasa seperti makanan Timur Tengah.
Menurut penuturan dari warga yang ada di Kampung Arab, dahulu nasi minyak adalah hidangan yang eksklusi hanya disajikan untuk keluarga Kesultanan Palembang Darussalam (bangsawan).
BACA JUGA:Pemilik Kartu KIS Bisa Dapat Dana PIP Rp1.000.000, Begini Caranya
BACA JUGA:Cek Yuk! Cara Dapat Cuan Dari Saldo DANA Kaget 250 Ribu Rupiah Hanya Dengan Satu Link
Tetapi, semakin berjalanya waktu, nasi minyak sudah bisa dinikmati oleh siapa saja termasuk rakyat jelata.
Setidaknya ada dua jenis nasi minyak yang sering ditemui jika berada di Kota Palembang.
Nasi minyak merah dan kuning.
Warna merah pada nasi minyak merah didapat dari tomat, sedangkan warna kuning pada nasi minyak kuning dari kunyit.
BACA JUGA:Kembali Dibuka, Begini Cara Daftar Kartu Prakerja 2023 Biar Dapat Bantuan Rp4.200.000
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: banyak sumber
