Banner Honda PCX

Mercon dan Kembang Api: Kemeriahan Palsu yang Wajib Dihentikan

Mercon dan Kembang Api: Kemeriahan Palsu yang Wajib Dihentikan

Kegiatan produksi, penjualan, dan penggunaan mercon, petasan, serta kembang api telah menjadi tradisi yang melekat di masyarakat, terutama saat perayaan seperti Idul Fitri atau Tahun Baru. --Freepik

Artikel berjudul ‘Mercon dan Kembang Api: Kemeriahan Palsu yang Wajib Dihentikan’ ditulis oleh Muhammad Akhyar Adnan, Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Yarsi.

 

KEGIATAN produksi, penjualan, dan penggunaan mercon, petasan, serta kembang api telah menjadi   tradisi yang melekat di   masyarakat, terutama saat perayaan seperti Idul Fitri atau Tahun Baru

Namun, di balik kemeriahan sesaat yang ditawarkan, terdapat ancaman serius yang tidak bisa diabaikan lagi.   

Sudah saatnya kita   membuka mata dan mengambil sikap tegas  untuk  menghentikan praktik ini demi kebaikan bersama. 

Berikut adalah alasan mendesak mengapa kegiatan ini harus segera dihentikan.

BACA JUGA:TEGAS! Pemkot Palembang Larang Petasan Selama Ramadan

BACA JUGA:Tak Ada Kembang Api dan Petasan Pada Malam Tahun Baru 2025 Di Palembang, 7 Acara Ini Bisa Jadi Gantinya!

Pertama, tidak ada dasar hukum.

Sebaliknya: melanggar hukum. 

Secara agama Islam, tidak ada ayat Al-Qur’an atau hadis yang mendukung penggunaan petasan atau kembang api sebagai bagian dari ibadah atau perayaan. 

Sebaliknya, MUI DKI Jakarta melalui Fatwa pada 13 Ramadhan 1431 H (23 Agustus 2010) menyatakan bahwa membakar petasan dan kembang api adalah haram karena merupakan pemborosan (tabzir), tidak memiliki manfaat syar’i, dan membahayakan jiwa.

BACA JUGA: Polsek di Ogan Ilir Sita Miras dan Petasan, Antisipasi Balap Liar serta Perang ‘Mercon’

BACA JUGA:Waduh, Penjual Petasan di Pagaralam Dirazia Polisi, Ternyata Gegara Ini?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: smsi

Berita Terkait