Banner Honda PCX

Lokomotif Mak Itam Segera Beroperasi di Jalur Sawahunto, Berikut Faktanya!

Lokomotif Mak Itam Segera Beroperasi di Jalur Sawahunto, Berikut Faktanya!

Fakta Lokomotif Mak Itam yang akan beroperasi di Jalur Sawahunto--indonesia.go.id

BACA JUGA:Ada Protes “Orang-Orang Kardus” di TVRI Sumsel, Suarakan Kaum Pinggiran

Stasiun Sawahlunto menjadi rumah terakhir bagi Mak Itam setelah mengabdi sebagai penarik gerbong batu bara serta gerbong penumpang selama 50 tahun di kawasan Ombilin, Sawahlunto.

Ia menjadi penghuni Stasiun Sawahlunto bersama lima gerbong tua. Stasiun ini dijadikan Museum Kereta Api Sawahlunto sejak diresmikan pada 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Demikian dikatakan Ella Ubaidi, pemerhati konservasi dan geopark yang pernah menjabat Kepala Pusat Pelestari Benda dan Aset Bersejarah PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Sebelum menetap di Museum Kereta Api Sawahlunto, Mak Itam sempat tinggal di Museum Kereta Api Ambarawa di Jawa Tengah.

BACA JUGA:30 Nasi Kotak Dibagi ke Anak Panti Asuhan, AKP Hendrawan: Hasil Infak Anggota Sat Narkoba Polres Lubuklinggau

Lokasi itu bisa disebut sebagai rumah peristirahatan pertama Mak Itam, setelah purnatugas.

Itu terjadi pada 1988 setelah PT KAI yang saat itu masih bernama Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) memperkenalkan lokomotif bertenaga diesel sebagai penarik hasil tambang Ombilin.

Mak Itam pulang kampung pada 3 Desember 2007 atas permintaan Pemerintah Kota Sawahlunto, untuk melengkapi koleksi lokomotif tua, tatkala Museum Kereta Api Sawahlunto mulai dioperasikan.

Ketika dipindahkan dari Ambarawa ke Sawahlunto, kondisi Mak Itam masih layak operasi.

BACA JUGA:TPP Tidak Dibayar Diganti Beras, Kelebihan 1 Bulan Ditanggung ASN, Anggaran di Banyuasin Terbatas!

Ia menjadi satu di antara tiga lokomotif uap di Indonesia yang masih mampu dioperasikan setelah lokomotif uap penarik kereta wisata rute Ambarawa-Bedono dan lokomotif uap penarik Jaladara, kereta wisata di dalam Kota Solo.

Pada awal 2009 Mak Itam dikaryakan sebagai lokomotif penarik gerbong kereta wisata rute pendek, Sawahlunto-Muaro Kalaban, sejauh delapan kilometer.

Dan bergantian dengan lokomotif diesel menjadi penarik kereta wisata Danau Singkarak pada tahun yang sama.

Sekali jalan, lokomotif uap mampu menghabiskan satu ton batu bara untuk bahan bakarnya ini.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: