BKOW Sumsel Ajak Guru Bangun Sekolah Inklusif dan Bebas Kekerasan
Ketua BKOW Sumsel, Lidyawati Cik Ujang, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sekolah harus menjadi ruang tumbuh yang aman dan mendukung perkembangan anak secara utuh.--
Sebab, masih banyak anak yang mengalami diskriminasi karena perbedaan latar belakang, kemampuan, maupun kondisi fisik.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap ibu-ibu dan guru dapat menyebarluaskan nilai-nilai positif tentang sekolah inklusif kepada masyarakat luas,” pesan Lidyawati.
BACA JUGA:Raksasa Liga Premier Berebut Inginkan Vinicius Jr Mohamed Salah Ditawari Liverpool untuk Pergi
BACA JUGA:Atalanta 1-1 AC Milan: Tim Massimiliano Allegri Gagal Memperkecil Jarak Pemuncak Klasemen
Dalam sosialisasi tersebut, hadir pula psikolog Herlina sebagai narasumber.
Ia menyampaikan data mengejutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kelima dunia dalam kasus perundungan terhadap anak di sekolah.
Herlina menjelaskan, pelaku perundungan umumnya pernah menjadi korban sebelumnya, sehingga pola perilaku tersebut terus berulang jika tidak ada intervensi yang tepat.
Lingkungan sekolah yang inklusif dapat menjadi solusi mencegah siklus tersebut.
BACA JUGA:Gempa Magnitudo 4,8 Pagi Ini Guncang Melonguane, Tak Berpotensi Tsunami
Ia menegaskan pentingnya empati dan komunikasi dalam membangun relasi sehat di lingkungan sekolah.
Guru perlu dibekali kemampuan mengenali tanda-tanda perundungan serta melakukan pendekatan yang bijak.
Kegiatan sosialisasi ini disambut antusias oleh peserta yang merasa mendapatkan wawasan baru dalam menciptakan suasana belajar yang lebih aman dan berkeadilan.
Dengan langkah konkret seperti ini, BKOW Sumsel terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan bagi seluruh anak bangsa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
