Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Kelima)
BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Kedua)
Dibulan Agustus 1949, Dr. A.K. Gani keluar dari daerah pendudukan, diantar oleh Belanda sampai ke Palembang.
Perundingan Meja Bundar kemudian dilakukan, di tanggal 27 Desember dan kedaulatan Indonesia diakui.
Selain itu Tentara Belanda digantikan oleh TNI.
Di permulaan tahun 1950, Dr. M. Isa kembali memimpin Pemerintahan sipil dengan berkedudukan di Bengkulu, bersama Badan Pekerja.
Di Palembang juga ada Dr. A.K. Gani sebagai Gubernur Militer, untuk menyelesaikan urusan-urusan yang masih ketinggalan.
Setelah itu, pada tanggal 17 Pebruari 1950 diadakan timbang terima antara Gubernur Militer dengan Gubernur Sipil.
Maka, pemerintahan sebagai sebelum agresi militer Belanda ke II pulihlah seperti semula. ***
Sumber :
1. Kronik Revolusi Indonesia , Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer dan Ediati Kamil, Jilid IV (1948), Februari 2003, KPG
2. https://p2k.unkris.ac.id/en3/1-3065-2962/Curup_40726_p2k-unkris.html
3. Mohammad Isa – Pejuang Kemerdekaan Yang Visioner, PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2016
4. Republik Indonesia, Propinsi Sumatera Selatan, Kementrian Penerangan, Siliwangi-Jakarta, Agustus 1954
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: palpres.com