Honda

Gembong Narkoba Paling Dicari FBI Tertangkap di Meksiko

Gembong Narkoba Paling Dicari FBI Tertangkap di Meksiko

MEKSIKO, PALPRES.COMGembong narkoba yang masuk daftar 10 buronan paling dicari FBI berhasil ditangkap Angkatan Laut Meksiko.

Rafael Caro Quintero diburu atas pembunuhan dan penyiksaan seorang agen Amerika Serikat pada 1985. Ia dikenal sebagai seorang pendiri Kartel Guadalajara, salah satu organisasi terbesar penyelundup narkoba di Amerika Latin pada 1980-an.

Caro Quintero termasuk buron dengan imbalan terbesar yang diburu penegak hukum AS. Pemerintah AS memuji penangkapan itu dan mengatakan akan segera mengajukan permintaan ekstradisi. 

"Ini (tangkapan) sangat besar," kata penasihat senior Gedung Putih untuk Amerika Latin, Juan Gonzalez, di Twitter, Jumat (15/7/2022).

Dalam pernyataannya, AL Meksiko mengatakan bahwa Caro Quintero ditangkap di Kota Choix, Sinaloa, negara bagian di barat laut yang menjadi sarang narkoba Meksiko. Dia ditemukan di lahan bersemak oleh anjing pelacak betina bernama Max, yang dilatih oleh militer. 

Sebenarnya, Caro Quintero pernah ditangkap pada 1985. Dia juga langsung diadili di Meksiko dan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara atas pembunuhan mantan agen US Drug Enforcement Administration (DEA), Enrique Camarena. Namun pada 2013, pengadilan Meksiko memerintahkan pembebasan karena alasan teknis hukum setelah dia menjalani hukuman selama 28 tahun.

Pembunuhan itu merenggangkan hubungan AS-Meksiko pada saat itu. Kisah hidupnya juga diangkat dalam serial Netflix ‘Narcos: Mexico’.

Para pejabat AS mengatakan, dia dengan cepat kembali ke perdagangan narkoba. AS kemudian menawarkan USD20 juta (Rp300 miliar) untuk informasi apa pun yang mengarah pada penangkapan Caro Quintero.

Penangkapannya secara simbolis penting, meskipun ia tidak lagi dianggap sebagai tokoh utama dalam perdagangan narkoba internasional.

"Ini mungkin salah satu penangkapan paling penting dalam dekade terakhir dalam kasus penting DEA," kata Mike Vigil, mantan kepala operasi internasional DEA, dikutip oleh Reuters. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: