Penguasa Palembang Sebelum Sriwijaya (Bagian Terakhir)
Prasasti Telaga Batu.Prasasti ini ditemukan di Telaga Batu pada tahun 1935 yang ditulis dalam aksara Pallawa akhir dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti ini terdiri dari 28 baris yang berisikan tentang kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan di --kebudayaan.kemdikbud.go.id
Oleh Dudy Oskandar
(Jurnalis dan Peminat Sejarah Sumatera Selatan)
KEDATUAN dikelilingi oleh vanua (vanua Sriwijaya-Kedukan Bukit). Vanua terdiri dari beberapa desa dan lapangannya.
Vanua adalah daerah pertanian, kerajinan dan perdagangan yang berpenduduk padat. Vanua mempunyai wajah “urban”.
Istana (Kedatuan) dan Vanua yang urban itu dikelilingi oleh Samaryada.
Lingkungan sungai ke ulu Palembang yang luas dan front air Musi ke ilir Palembang yang panjang, tidak seluruhnya termasuk dalam daerah inti dari clan Datu Sriwijaya.
BACA JUGA: Penguasa Palembang Sebelum Sriwijaya (Bagian Keempat)
Tetapi karena kepentingan yang vital bagi Sriwijaya untuk mencapai barang-barang dagangan hutan dari daerah aliran sebelah ulu dan untuk mencapai laut dan hubungan dagang internasional secara aman dan tanpa saingan, maka daerah Samaryada berada di bawah pengawasan langsung dan haluntuhan.
Di luar hutan-hutan yang mengelilingi sistem Sungai Musi ada mandala dari Sriwijaya.
Mandala berada di bawah datu masing-masing, yang terdiri dari 2 golongan:
Golongan pertama diwakili oleh anggota keluarga Datu Sriwijaya dan anggota clannya.
BACA JUGA:Penguasa Palembang Sebelum Sriwijaya (Bagian Ketiga)
Golongan kedua terdiri dari kepala lokal asli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: palpres.com