Honda

Tradisi Masang Genting di Desa Bangun Jaya Tanjung Batu Ogan Ilir, Begini Penampakannya

Tradisi Masang Genting di Desa Bangun Jaya Tanjung Batu Ogan Ilir, Begini Penampakannya

Pemilik rumah Faizal Humaidi (duduk di tangga) ikut langsung bergotong-royong bersama keluarga, kerabat dan tetangga memasang genting di atap rumah yang baru dibangunnya.-muhammad iqbal-palpres.com

OGAN ILIR, PALPRES.COM - Semangat gotong royong masih terus dipupuk masyarakat perdesaan di Sumatera Selatan (Sumsel). 

Salah satunya tercermin dari Tradisi Masang Genting di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten OI.

Pantauan palpres.com, puluhan warga antusias mengikuti Tradisi Masang Genting di Desa Bangun Jaya, Ahad (21/8/2022). 

Budaya gotong-royong yang telah berlangsung secara turun-temurun sebagai kearifan lokal ketika salah seorang warga membangun rumah.

Ketika sampai di tahapan pemasangan atap, maka si pemilik rumah dibantu keluarga, kerabat dan para tetangga bergotong-royong mengangkat dan memasang genting hingga rumah selesai terpasang atap.

BACA JUGA:Tradisi Sedekah Bumi, Momen Kenang Sejarah Terbentuknya Desa Sri Mulyo

BACA JUGA:Desa Muara Lawai Lestarikan Tradisi Sedekah Dusun dan Melemang

Saat dibincangi, si pemilik rumah Faizal Humaidi mengaku bahagia dan bersyukur lantaran pemasangan genting di atap rumahnya berjalan lancar. 

Menurut Faizal, tidak terasa 4.000 ribu keping genting dapat dinaikkan dan dipasang ke atap rumahnya dalam waktu tak lebih dari empat jam.

Alhamdulillah, saya tidak menyangka, pekerjaan yang berat menjadi ringan lewat gotong-royong, tradisi masang genting ini. Bayangkan, 4 ribuan keping genting akhirnya terpasang di atap lantaran dibantu keluarga, kerabat dan tetangga,” tutur Faizal gembira.

BACA JUGA:Cara Unik Warga Prabumenang Bergotong Royong

Di tempat yang sama, tokoh masyarakat Desa Bangun Jaya, Imron menjelaskan, kegiatan gotong-royong memasang genting ini telah menjadi tradisi turun-temurun di tengah masyarakat OI, terutama Kecamatan Tanjung Batu.

“Tradisi ini, selain meringankan beban si pemilik rumah. Juga dapat meningkatkan dan mempererat tali silaturahmi antara pemilik rumah, keluarga, kerabat dan para tetangga,” jelasnya.

Imron menyebutkan, tidak hanya kalangan pria, para wanita juga ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

“Ibu-ibunya bersama anak perempuan juga bergotong-royong membuat masakan yang dihidangkan untuk bapak-bapaknya dan anak laki-laki yang berjibaku memindahkan, mengangkat, dan menaikkan genting hingga terpasang di atap rumah. Di awal gotong-royong, dibuka dengan makanan tradisional berupa Lakso dan kue-kue basah. Siangnya, terhidang pindang khas OI bersama lalapan segar,” bebernya.

Imron berharap tradisi ini selalu hidup dan tetap berlangsung di tengah masyarakat. 

“Sengaja tradisi yang menurut saya sangat baik ini selalu kita jalankan, bersama tradisi-tradisi lainnya yang masih berkembang di tengah masyarakat,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com