Gegara BBM Naik, Harga Cabai di Lubuklinggau Kian Terasa Pedas
Harga cabai merah di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan kian terasa pedas sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). -Fran Kurniawan-Palpres.com
"Saya berharap harga tidak dinaikkan, agar pembeli ramai," pintanya.
Keluhkan Harga Makin Mahal
Sementara itu, kebutuhan bahan pokok di Palembang, Sumatera Selatan, juga mulai merangkak naik seiring kenaikan harga BBM pada Sabtu, 3 September 2022.
Seperti harga cabai merah mencapai Rp90.000 per kilogram.
Aminah (50), pedagang cabai di pasar tradisional Km 5 Palembang mengatakan, kenaikan harga melejit ketika pemerintah pusat mengumumkan kenaikan harga BBM.
Bahkan, sebelum adanya kenaikan BBM, harga cabai pun telah mengalami kenaikan.
“Apalagi BBM naik, jelas harga langsung naik. Kemarin saja (sebelum kenaikan BBM) Rp70.000. Tapi sekarang sudah Rp90.000 perkilogram,” kata Aminah.
Dengan kenaikan tersebut, Aminah merasakan dampak yang cukup drastis.
Biasanya dalam sehari, ia mampu menjual 25 kilogram cabai merah kriting. Namun kini hanya 5 kilogram per hari.
“Pelanggan sudah kurang sekarang mengkonsumsi cabai karena harganya sudah mahal sekali. Kami pedagang juga kesulitan, mau protes bagaimana? kami juga beli dari agen, harga di agen juga sudah naik semua,” ujarnya.
Tak hanya cabai merah, harga cabai rawit pun melonjak dari Rp50.000 menjadi Rp70.000 per kg.
“Harusnya pemerintah perhatikan dulu yang di bawah, dampaknya seperti apa kalau kenaikan BBM. Kalau seperti ini terus, kami pedagang juga susah, orang sudah malas belanja barang mahal semua,” keluhnya.
Hal sama dirasakan Nana (46), pedagang ayam. Ia kini kesulitan menjual ayam potongnya karena dampak kenaikan harga BBM.
"Sekarang perkilogram sudah Rp 28.000 dan pembeli sudah berkurang. Pasti nanti naik lagi harganya, karena Rp 28.000 itu stok kemarin,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: palpres.com