Honda

Mungkinkah Puan dan Khofifah Menjadi Faktor Determinan dalam Pilpres 2024?

Mungkinkah Puan dan Khofifah Menjadi Faktor Determinan dalam Pilpres 2024?

Puan Maharani dan Megawati-facebook.com/puan.maharani-

Ditulis: Wahyu Pratama Adhyasa (Mahasiswa Politik Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah)

Diketahui, PDIP kini ingin mencalonkan Puan Maharani sebagai presiden di Pemilu 2024. Untuk itu, dia melihat bahwa khofifah bisa jadi lawan yang sepadan dengan kandidat PDIP tersebut.

Puan Maharani akan mencalonkan diri menjadi presiden  2024. Indonesia harus mampu menghadirkan kompetisi yang sehat dalam arti yang sebenarnya agar kita terhindar dari pemilu curang, rekam jejak Khofifah sangat bagus sebagai seorang kepala daerah.

Menurut Siti, kader NU (Khofifah) punya integritas dan akrab dengan kaum perempuan juga kalangan wong cilik. Memiliki basis Muslimat NU yang Ok dan hubungannya dengan ormas Islam lain, dengan demikian bahwa Khofifah mampu meredam isu SARA yang belakangan marak digunakan untuk menjatuhkan lawan politik.

BACA JUGA:Gubernur Sumsel Rela Turun ‘Mengaspal’ Bersama Ratusan Komunitas Vespa

Karena itu, Indonesia patut bangga bisa mencalonkan RI 1 atau RI 2 dari perempuan yang kompetensinya memang diakui public dikutip dari surabayapagi.com, Surabaya.

Meski Pemilihan Presiden masih dua tahun lagi, yakni tahun 2024. Namun, nama-nama calon presiden dan calon wakil presiden terus digulirkan. Bahkan, kini partai politik saling berebut nama hingga bargaining ke beberapa nama.

Salah satunya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang dalam beberapa lembaga survei, selalu masuk radar capres dan cawapres. Meski secara matematis, nama Khofifah masih kuat untuk bisa memenangkan Pilkada 2024 mendatang ketimbang "dimajukan" menjadi capres atau cawapres.

Pasalnya, dari skala nasional sendiri, tokoh dari parpol pusat masih terlalu kuat. Kalaupun toh dimajukan, mentok hanya cawapres. Karena dalam faktanya, untuk memenangkan Pilpres, harus bisa menjamah suara di Jawa Timur dan bisa merepresentasikan kalangan nahdliyin.

BACA JUGA:Perang Rusia-Ukraina dan Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Politik Inggris

Hal itu yang menjadi pembahasan utama dari tiga pengamat politik di Jawa Timur, yakni Mochtar W. Oetomo, peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Andri Arianto, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dan Surokim Abdussalam, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Bangkalan.

Ketiga pengamat politik itu dihubungi terpisah Surabaya Pagi, Senin (26/9/2022), setelah beberapa partai politik dan tim lembaga survei yang seolah menjerumuskan Khofifah Indar Parawansa untuk maju sebagai cawapres di Pilpres 2024.

"Secara matematis, posisi bu Khofifah justru lebih berpeluang untuk menang di pilkada 2024 jika dibandingkan dengan ikut kontestasi pilpres 2024," kata Surokim Abdussalam, saat dihubungi Senin, 26 September 2022.

Pasalnya, Khofifah yang saat ini menjadi Gubernur, dalam pilkada 2024 mendatang, maju sebagai incumbent dan sangat menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: