Honda

Mengenal Kerajinan Laquer Palembang, Sudah Ada Sejak Kerajaan Sriwijaya

Mengenal Kerajinan Laquer Palembang, Sudah Ada Sejak Kerajaan Sriwijaya

Mengenal Kerajinan Laquer Palembang, Sudah Ada Sejak Kerajaan Sriwijaya-Foto: Alhadi Farid/palpres.com-palpres.com

PALEMBANG, PALPRES.COM – Seni laquer merupakan sebuah lukisan atau gambaran yang dibuat dengan berbagai media, mulai dari mangkok, asbak, lemari dan lainnya.

Budayawan Sumatera Selatan, Mirza Indah Dewi mengatakan laquer sudah ada sejak era Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang.

Di Palembang, laquer baru ada saat migrasi suku bangsa Han dari Tiongkok ke Palembang akibat hubungan politik dan perdagangan kedua wilayah.

"Waktu itu Palembang menjadi pelabuhan bebas sehingga orang dengan mudah bisa masuk wilayah Palembang," kata Mirza kepada palpres.com.

BACA JUGA:Ragam Laquer Punya Filosofi, Begini Penjelasan Budayawan Sumsel


Dari hubungan inilah terbangun kebudayaan. Pada era Dinasti Han motif laquer menggambarkan tokoh laki-laki dan perempuan serta alam.

Kemudian masa dinasti song, Tang dan dinasti Ming menggunakan pernis merah dengan gambar pemandangan, kapal, burung.

Pada masa Dinasti Yuan menggambarkan panel burung dan bunga pada kotak sutra buatan seniman Jepang tahun 1315.

"Sementara teknik melapisi gambar ukiran atau gambar dengan pernis pertama kali dikembangkan pada masa dinasti Ming pada tahun 1351, hal ini dilihat dari piring laquer merah (tihong) berukir, nampan, kotak bertutup dan cangkir. Motif yang umum dikenal naga, burung phoenix dan bunga. Dan terakhir periode Jiajing pada abad 16 melahirkan produk yang dihias gambar yang rumit, dangkal dan tajam," jelasnya.

BACA JUGA:Laquer Masuk Warisan Budaya Nasional, Apa Itu Laquer?


Dia menjelaskan, laquer di Palembang mulai berkembang seiring semakin besarnya pengaruh Tiongkok ke Palembang pada masa Dinasti Ming.

Saat itu, Palembang menjadi kota berpenduduk Tiongkok terbesar di Selatan sejak masa dinasti Ming.

"Sejak itulah mulai berkembang laquer di Palembang dengan berbagai bentuk seperti kubistis, silindris, bebas, kerucut dan piramid, bulat atau bola," terangnya.

Di dalam setiap ragamnya, sambung Mirza, laquer memiliki nilai filosofi yang mencerminkan kehidupan dan kekuasaan. Tentu saja, ragam ini tidak terlepas dari pengaruh Tingkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com