Citraland
Honda

4 Hal yang Harus Diperhatikan Pengelola Museum dalam Menerapkan Penggunaan Teknologi

4 Hal yang Harus Diperhatikan Pengelola Museum dalam Menerapkan Penggunaan Teknologi

Para narasumber dan peserta Webinar Museum and Tech dan Pengembangan Pameran Temporer 3D Museum SMB II Kota Palembang--Tangkapan layar

PALEMBANG, PALPRES.COM - Setidaknya ada 4 hal yang harus diperhatikan para pengelola museum dalam menerapkan penggunaan teknologi di museum. 

Dimulai dari memahami objektif yang ingin dicapai dan pesan yang ingin dikomunikasikan oleh pihak pengelola museum.

Kemudian bagaimana teknologi dapat membantu memberikan solusi yang efektif bagi tantangan yang dihadapi oleh Manajemen Museum, seperti analisa data demografi pengunjung. 

Hal ketiga yang terpenting adalah kesiapan produk yang berarti ekosistem museum dan kualitas koleksinya dan yang terakhir baru bicara soal User Experience. 

 BACA JUGA:Keren! Museum SMB II Kembangkan Pameran Temporer 3D

BACA JUGA:Festival Reog Ponorogo dan Kuda Lumping Perebutkan Piala Gubernur Sumatera Selatan

“Dengan menitikberatkan pada pemahaman Museum tentang siapa audience mereka, apa yang pengunjung inginkan dan teknologi apa yang sesuai dengan kebutuhan tersebut,” cetus Direktur Eksekutif IHHCH Nofa Farida Lestari dalam paparannya saat menjadi narasumber Diskusi Museum and Technology yang mengupas tentang pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan user experience yang diselenggarakan Museum SMB II Kota Palembang berkolaborasi dengan Indonesia Hidden Heritage Creative Hub (IHHCH), Jumat (9/12/2022). 

Program ini merupakan penutup dari rangkaian dari acara Culture Talk 2022 yang diselenggarakan secara dalam jaringan (daring) mulai Februari lalu dengan mengundang mitra diskusi baik dari dalam maupun luar negeri. 

Mengangkat tagline ‘How Tech Savvy Museum Can Be?’, selain Direktur Eksekutif IHHCH Nofa Farida Lestari, diskusi ini juga menghadirkan narasumber dari City Tour Operator Bung Zaim dari Palembang Good Guide dan digital specialist Widya Jauhari.   

Lebih lanjut Nofa Farida Lestari memaparkan data yang dirilis oleh IDN institute menunjukkan bahwa 49% Gen Z travellers menyukai kunjungan bernuansa budaya dan 43% senang melakukan City Tour. 

BACA JUGA:Pemegang Kartu KIS BPJS Kesehatan Bisa Dapat Bansos Tahun 2023, Tanpa Syarat Cukup Lakukan Ini

BACA JUGA:Sebelum Terlambat Buntut Penutupan Wanaartha Life, Subdit Perbankan Ditreskrimsus Polda Sumsel Temui OJK

Angka ini menurut Nofa dapat dijadikan referensi dan pemicu bagi pengelola Museum dan tempat wisata Heritage untuk memaksimalkan penggunaan teknologi dalam meningkatkan kualitas produk mereka dan memetakan marketing and promotion tools yang efektif agar tepat sasaran pada target market.

Pada diskusi ini juga ditampilkan pengalaman tentang bagaimana beberapa lembaga budaya terkemuka dunia menggunakan solusi digital inovatif untuk meningkatkan pengalaman pengunjung bermuseum baik melalui Realitas Virtual atau Virtual Reality (VR) ataupun Augmented Reality (AR). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com